Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Forum Penghapal Al-Quran Komitmen Jaga Persatuan Dan Kesatuan Bangsa

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/faisal-aristama-1'>FAISAL ARISTAMA</a>
LAPORAN: FAISAL ARISTAMA
  • Senin, 03 Mei 2021, 10:58 WIB
Forum Penghapal Al-Quran Komitmen Jaga Persatuan Dan Kesatuan Bangsa
Presidium Fasih Indonesia, M. Ainul Yakin Simatupang/Net
rmol news logo Forum Silaturahmi Hafiz-Hafizah (Fasih) Indonesia menggelar khataman Al-Quran via virtual dengan melibatkan pengurus dan anggota di lima zona, Depok, Bekasi, Tangerang, Jakarta, dan Bogor.

Fasih Indonesia didirikan untuk menyatukan dan menghimpun seluruh penghafal (hafiz) Al-Quran dengan berbagai latar belakang ormas.

"Fasih Indonesia adalah organisasi hafizh-hafizhah yang menaungi semua para penghafal Al-Quran dari berbagai latar belakang organisasi keagamaan dari seluruh Indonesia," kata Presidium Fasih Indonesia, M. Ainul Yakin Simatupang, Senin (3/5).

Organisasi penghafal Al-Quran ini telah berdiri selama dua tahun. Ainul Yakin menyebut bahwa pengalaman Pilpres 2019 yang menyeret Al-Quran untuk kepentingan politik praktis adalah hal keliru. Karena itulah Fasih Indonesia berdiri untuk mengawal Al-Quran tetap sebagai pedoman dan petunjuk hidup yang benar.

"Fasih Indonesia telah berdiri selama 2 tahun. Latar belakang didirikan Fasih Indonesia adalah karena fenomena beberapa tahun silam saat kontestasi politik Pilpres 2019, Al-Quran banyak dijadikan komoditas politik semata. Padahal Al-Quran harus menjadi pedoman dan petunjuk hidup yang benar, dan tidak boleh dijadikan alat untuk kepentingan kelompok tertentu, terlebih hanya untuk kepentingan politik," jelasnya.

Selain khataman Al-Quran, kegiatan juga dilanjutkan dengan buka puasa bersama dan santunan kepada anak yatim dan dhuafa pada hari Sabtu, 1 Mei 2021. Hadir dalam acara tersebut via virtual Dewan Penasihat Fasih Indonesia sekaligus Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. Nasaruddin Umar memberikan sambutan.

Dalam sambutannya, Nasaruddin Umar mengapresiasi kegiatan Fasih Indonesia. Dia juga berpesan agar para penghafal Al-Quran tidak menjadikan alat untuk mengejar kepentingan duniawi apalagi untuk menyombongkan diri yang merusak masyarakat dan negeri.

"Jangan sampai hafiz dan hafizah Indonesia menjadikan Al-Quran hanya untuk mencari kenikmatan dunia apalagi hanya untuk ditukar dengan uang, apalagi untuk menyombongkan dengan tujuan merusak masyarakat dan negeri," tuturnya.

Turut hadir juga pengasuh Pondok Pesantren Ummul Quro Pondok Cabe, Tangerang Selatan, KH. Syarif Rahmat sebagai penceramah. Dalam ceramahnya, Kiai Syarif mengingatkan agar manusia tidak memperjualbelikan ayat Al-Quran dengan tujuan yang salah. Seperti hujjah untuk melakukan tindakan terorisme, aktivitas politik praktis, dan menyesatkan umat.

"Jangan sampai manusia memperjualbelikan ayat Al-Quran dengan tujuan yang salah. Seperti menjadikannya hujjah tindakan terorisme, aktivitas politik praktis untuk mendulang suara, dan menjadikan Al-Quran untuk menyesatkan umat," jelasnya.

Ainul Yakin menambahkan, selain memperkuat silaturahmi pengurus dan anggota Fasih Indonesia serta masyarakat, salah satu tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk mendoakan bangsa dan negara agar tetap aman, damai, sehat dan kuat dalam menghadapi situasi yang sulit seperti sekarang ini.

"Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bukti bahwa FASIH selain mendoakan bangsa ini, juga mendukung penuh setiap langkah aparat penegak hukum dalam memberantas segala bentuk ekstrimisme maupun terorisme," tutur Ainul Yakin.

Oleh karena itu, Fasih juga memberikan komitmen dan kesetiannya untuk terlibat aktif dalam menjaga kesatuan dan persatuan bangsa, dan menolak segala bentuk tindakan serta paham radikalisme, ekstrimisme, dan terorisme.

Pada kegiatan tersebut, Fasih Indonesia juga menyampaikan deklarasi terkait komitmen terhadap persatuan dan kesatuan bangsa. Ada empat poin deklarasi:

Pertama, menolak segala bentuk tindakan radikalisme dan ekstremisme. Kedua, Fasih Cinta dan Setia kepada NKRI. Ketiga, mendukung penuh setiap langkah aparat Polri dan TNI dalam mengikis habis segala bentuk tindakan radikalisme dan ekstrimisme. Empat, meneguhkan komitmen kebangsaan/toleransi dalam bingkai kebhinekaan. Kelima, memegang teguh prinsip-prinsip Al-Quran dalam mendakwahkan Islam yang wasathiyah (moderat). rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA