Gelaran tahunan ini menyajikan 13 bidang perlombaan. Di antaranya lomba Hifdzil Qur’an, Adzan, Ceramah, Risalah Buya HAMKA, Mendongeng, Marawis, Meme Kreatif, Video Dokumenter, Tartil Qur’an, Karya Tulis Ilmiah, Nasyid, MTQ, Lagu, dan Islami Solo.
Bedanya dari tahun-tahun sebelumnya, acara kali ini digelar secara daring dengan peserta tingkat sekolah hingga universitas. Peserta tidak hanya berasal dari dalam negeri, tapi juga dari luar negeri seperti Malaysia
Ketua Lembaga Pengembangan dan Penerapan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (LPP-AIK) Muhammad Dwi Fajri bersyukur Uhamka sebagai lembaga dakwah di bidang pendidikan bisa menggelar Gebyar Ramadan melalui lembaga yang dia pimpin.
“Bersyukurnya lagi peserta dalam kegiatan ini mencapai 900 peserta. Lebih banyak dibandingkan dari kegitan tahun lalu. Tahun inipun pesertanya ada dari luar negeri, yaitu negeri Malaysia. Jadi kegiatan ini secara tidak langsung sudah masuk kategori perlombaan internasional,†ujarnya kepada redaksi, Minggu (18/4).
Dwi Fajri berharap kegiatan yang dibuka pada 17 April dan akan berlangsung hingga 25 April 2021 itu bisa menjadi bagian dari gerakan dakwah Muhammadiyah melalui kampus Uhamka.
Sementara itu, peserta limba dari Universiti Sains Islam Malaysia, Marwan Rosli mengaku ikut berpartisipasi dalam Gebyar Ramadan untuk mempererat silaturahmi antara Malaysia dan Indonesia.
“Dan ingin mengenali pihak Universitas Uhamka macam mana (bagaimana) dan teringin untuk belajar di sana,†tuturnya dengan logat melayu yang kental.
Sementara itu, Rektor Uhamka, Gunawan Suryoputro menegaskan bahwa Uhamka sebagai perguruan tinggi Muhammadiyah akan terus berdakwah melalui pendidikan. Gebyar Ramadan, sambungnya, merupakan bagian dari kontribusi nyata untuk kemajuan budaya yang tak terpisahkan dari visi Uhamka 2024, yaitu menjadi Propethic Teaching University yang mencerdaskan secara spiritual, intelektual, emosional, dan sosial.
“Jadi, UHAMKA memiliki visi yang mulia, yaitu universitas yang mengembangkan pembelajaran berbasis profetik," tuturnya.
Kegiatan Gebyar Ramadan, menurutnya, merupakan upaya menyemarakkan Ramadhan, sekaligus penegasan tentang harmoni Islam dan kebudayaan.
“Di mana Islam memberikan ruang cipta rasa dan karsa," tutupnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.