Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Mengenal Permainan Tradisional, Cara Gubernur Jateng Redam Paham Radikalisme Sejak Dini

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Rabu, 14 April 2021, 13:29 WIB
Mengenal Permainan Tradisional, Cara Gubernur Jateng Redam Paham Radikalisme Sejak Dini
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo/Net
rmol news logo Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menekankan pentingnya siswa untuk aktif dalam kegiatan seni dan budaya. Dia menilai, permainan atau dolanan tradisional bisa membantu siswa sekolah tak terseret paham radikal.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Menurut Ganjar, siswa akan mampu mengambil nilai keterbukaan satu sama lain, kepemimpinan, kerja sama, dan nilai penting lainnya dari permainan tradisional.

Hal itu disampaikan Ganjar saat hadir dalam kegiatan Pemasyarakatan dan Revitalisasi Nilai-Nilai Pancasila, dalam rangka puncak peringatan Hari Kesatuan Gerak PKK Provinsi Jawa Tengah ke-49.

"Paling bagus sebenarnya (mencegah paham radikal) dengan seni dan budaya. Pelajar bisa menari, main ketoprak, wayang, dolanan. Itu mengakrabkan, berhubungan, terbuka, ada teamwork, leadership. Gobak sodor, ada (nilai) leadership," kata Ganjar, Rabu (14/4), dikutip Kantor Berita RMOLJateng.

Ganjar menambahkan, upaya menangkal radikalisme di antaranya dengan langkah preventif. Meliputi menanamkan jiwa nasionalisme, berpikiran terbuka dan toleran.

Selain itu juga sikap waspada terhadap provokasi dan hasutan. Kemudian, berjejaring dalam komunitas positif dan perdamaian, dan menjalankan aktivitas keagamaan dengan toleran.

Ganjar juga menekankan pentingnya rasa kemanusiaan terhadap sesama. Misalnya, membantu siswa lainnya yang tengah membutuhkan.

"Seperti halnya, ikut membantu saat ada teman yang kesulitan, membantu tetangga yang kesusahan, atau bersikap bijak saat menggunakan media sosial," tambahnya.

Ganjar juga berpesan kepada orang tua agar memberikan pemahaman tentang bahaya dan dampak radikalisme. Memberikan pemahaman tentang ajaran agama yang benar, serta menguatkan nilai-nilai nasionalisme, toleransi, dan perdamaian.

"Ciri radikal itu fanatik, menganggap diri benar, yang lain salah, intoleran, tidak mau menerima perbedaan dan keyakinan orang lain, revolusioner ingin ada perubahan secara drastis. Tidak jarang ada kekerasan, eksklusif atau memisahkan diri," tutup dia. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA