Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Videonya Viral, Relawan Ini Beberkan Alasan Tolak Bantuan Dari Mensos Risma

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/jamaludin-akmal-1'>JAMALUDIN AKMAL</a>
LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL
  • Senin, 12 April 2021, 16:08 WIB
Videonya Viral, Relawan Ini Beberkan Alasan Tolak Bantuan Dari Mensos Risma
Muhammad Soleh Kadir/Repro
rmol news logo Media sosial kini tengah ramai memperbincangkan adanya seorang relawan di Flores Timur yang menolak bantuan dari Menteri Sosial Tri Rismaharini.

Relawan itu diketahui bernama Muhammad Soleh Kadir yang videonya sedang berbicara mengenakan baju warna hijau saat menolak bantuan dari Mensos.

Soleh pun memberikan klarifikasi melalui video yang dibuatnya.

Menurut Soleh, ada pegawai dari kantor Kecamatan Adonara Timur datang mengantar bantuan dari Kementerian Sosial. Bantu itu diserahkan langsung kepada pengungsi untuk diambil gambar.

Akan tetapi, bantuan itu akan dibawa pulang kembali ke kantor kecamatan. Karena akan didata terlebih dahulu baru bisa diambil oleh pengungsi ketika Risma pergi dari lokasi pengungsian bencana.

"Nah kami tersinggung. Kami tersinggung ini karena menurut kami itu, kalau mau bantu, ya bantu-bantu saja, jangan ada prosedur yang ribet kayak begitu," ujar Soleh seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL, Senin (12/4).

Karena menurut Soleh, para relawan siap mengantar dan menemui donatur kepada para pengungsi. Soleh pun juga mempersilakan untuk diambil dokumentasi asal setelah penyerahan barang langsung pergi dan barangnya tidak dibawa kembali dengan alasan apapun.

"Namun beliau ini masih menahan, alasannya apa kami kurang tau. Sehingga kami juga langsung mengatakan bahwa sebaiknya bantuan ini dibawa pulang saja, daripada ribet-ribet kayak begini. Sebaiknya dibawa pulang, tidak usah foto juga, kami tidak usah terima juga, masih banyak sekali donatur yang harusnya ikhlas tidak dengan kepentingan apa-apa," jelasnya.

Soleh juga menyinggung sikap dari kecamatan Adonara Timur yang tidak hadir pada hari pertama pasca banjir bandang untuk melihat kondisi warganya.

"Datang saja tidak. Nah pada saat yang hari H itu, datang lalu seolah-olah memerintah kami disini," kata Soleh.

Soleh bersama para relawan lainnya mengaku menjadi relawan di lokasi bencana banjir bandang tidak melihat dari suku, agama maupun ras kepada para korban.

"Kami cukup kecewa dengan pihak kecamatan, karena sebelum kejadian ini ada upaya untuk menggiring pengungsi yang ada disini untuk bertemu dengan Menteri Risma di kantor camat. Itu yang kami tidak mau, ada utusannya datang," terang Soleh.

Kepada utusan yang menemuinya itu kata Soleh, iya pun langsung mengatakan bahwa jika ,enteri mau bertemu dengan pengungsi, maka Menteri Risma harus datang ke lokasi pengungsian.

"Mereka (korban) tidak boleh keluar dari sini, karena mereka ini, saat ini, fisiknya sedang sakit, psikisnya juga sedang sakit, masa kita harus bawa mereka yang sedang sakit ini ketemu orang yang sehat hanya karena mereka pejabat," urainya.

"Itu saya tidak mau. Ini urusan kemanusiaan, mau kamu pejabat, mau kamu siapa, datang ke sini ketemu mereka selesai urusan," pungkas Soleh. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA