Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kiat Sukses Mahasiswa Baru, Imam Ammarullah: Maksimalkan Potensi Diri Dan Gunakan Waktu Sebaik Mungkin

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-kiflan-wakik-1'>AHMAD KIFLAN WAKIK</a>
LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK
  • Sabtu, 27 Maret 2021, 18:49 WIB
Kiat Sukses Mahasiswa Baru, Imam Ammarullah: Maksimalkan Potensi Diri Dan Gunakan Waktu Sebaik Mungkin
Muhammad Imam Ammarullah/Ist
rmol news logo Beberapa siswa atau pelajar tingkat menengah akhir alias SMA baru saja merasakan kebahagiaan setelah dinyatakan diterima perguruan tinggi pilihan melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Sementara, beberapa siswa lainnya masih harus mengikuti seleksi pada jalur lain untuk bisa diterima perguruan tinggi favoritnya.

Kuliah memang adalah pilihan yang dicita-citakan anak muda. Tetapi, sukses dalam dunia perkuliahan memiliki tips dan triknya tersendiri.

Salah satunya dibagikan oleh Muhammad Imam Ammarullah. Ia adalah salah satu mahasiswa berprestasi yang mendapatkan penghargaan dalam wisuda ke-143 Universitas Sriwijaya (Unsri) pada tahun 2019 dengan IPK 3,71.

Saat itu, diceritakan Imam, ia yang merupakan seorang influencer diminta naik ke podium bersama tiga orang mahasiswa lainnya karena sumbangsih mereka selama menjadi mahasiswa Unsri.

Pria yang identik dengan hastag #KaryakanKebermanfaatan ini terpilih untuk menjalankan riset mengenai implan medis hasil kerja sama antara Universitas Sriwijaya dan Universiti Teknologi Malaysia selama 6 bulan di Medical Devices and Technology Centre (MEDiTEC), Universiti Teknologi Malaysia.

Pencapaian itu tidaklah mudah. Kata Imam, mahasiswa yang ingin berprestasi harus bisa mengolah potensi dan mengatur waktu sebaik mungkin.

"Selama menjadi mahasiswa di Unsri, saya menyadari bahwa ini amanah orangtua, maka dari itu harus menggunakan waktu sebaik-baiknya serta memaksimalkan potensi yang saya miliki," kata Imam dalam keterangannya, Sabtu (27/3)..

Pada awalnya, lulusan Teknik Mesin Unsri ini mengaku menjalani perkuliahan tidaklah mudah. Terutama, soal target lulus kuliah tepat waktu.

"Terutama di awal perkuliahan karena dituntut kemandirian dalam menjalankan masa studi, cepat atau lama lulus itu semua tergantung kita, tidak seperti waktu SMA yang semuanya sudah terjadwal untuk lulus 3 tahun," ungkapnya.
 
Pemuda asal Palembang, Sumatera Selatan ini memang tak ingin main-main dalam kuliahnya sebagaimana beberapa mahasiswa lainnya. Oleh karena itu, tidak heran kalau ia menorehkan sederet prestasi akademik dan non-akademik.

"Ada banyak kompetisi keilmiahan yang saya menangi, seperti lomba esai, KTI, dan poster ilmiah. Saya tak mau membuat orangtua kecewa, makanya aktif juga di organisasi, pernah jadi Ketua Umum Ikatan Pemuda Peduli Sosial (Ikasa) 2017-2018, Sekertaris Jendral Komunitas Muda Nuklir Nasional (Kommun) 2018-2019, dan beberapa organisasi lainnya," jelasnya.
 
Banyaknya prestasi yang sudah diraih pria kelahiran 14 April 1999 itu, tak membuatnya cepat puas dan menepuk dada. Meskipun saat ini ia sering diundang untuk berbicara di berbagai seminar karena rekam jejaknya yang dapat memotivasi banyak orang.

"Saya masih punya banyak mimpi, salah satunya lulus S3 dan aktif meneliti terutama di bidang alat kesehatan, khususnya implan medis. Pengembangan alat kesehatan di Indonesia merupakan peluang sekaligus tantangan, karena kebanyakan alat kesehatan kita masih impor dan ini tak boleh dibiarkan, kita perlu produksi alat kesehatan secara mandiri agar dapat meningkatkan daya saing," terangnya.
 
Imam pun berpesan kepada adik tingkatnya di Unsri dan mahasiswa umumnya agar bisa memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin.

"Karena waktu tidak dapat diputar ataupun diulang kembali, jangan sampai ada penyesalan di kemudian hari. Apalagi banyak orang-orang di luar sana yang tidak punya kesempatan untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi karena berbagai alasan, jadi jangan disia-siakan" tuturnya.

Saat ini, Iman sedang melanjutkan studi pasca sarjana di Magister Teknik Mesin Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, Jawa Tengah, dengan menjalankan penelitian terkait implan medis, sama seperti yang dilakukan waktu S1 di Unsri.

"Setelah lulus pada jenjang sarjana, saya kemudian melanjutkan pendidikan di Undip, Semarang dengan jurusan dan topik penelitian yang sama seperti di Unsri sebelumnya,” tutupnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA