Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Perempuan Dan Laki-laki, Satu Kesatuan Yang Saling Menguatkan Dalam Pengelolaan Hutan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-kiflan-wakik-1'>AHMAD KIFLAN WAKIK</a>
LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK
  • Selasa, 23 Maret 2021, 21:11 WIB
Perempuan Dan Laki-laki, Satu Kesatuan Yang Saling Menguatkan Dalam Pengelolaan Hutan
Ilustrasi
rmol news logo Perempuan dan laki-laki merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dalam pengelolaan hutan. Karena di masyarakat adat keduanya memiliki peran dan fungsi masing-masing.

Begitu dikatakan Direktur Eksekutif Perkumpulan Terbatas untuk Pengkajian dan Pemberdayaan Masyarakat Adat (PT PPMA) Naomi Marasian dalam siaran Podcast Perspektif dalam rangka International Women Day (IWD) 2021.

“Kalau bicara keberlanjutan lingkungan, laki-laki dan perempuan itu satu kesatuan. Keduanya adalah kekuatan bersama yang harus diperkuat,” ujar Naomi dalam podcast yang ditayangkan kanal YouTube Berita Baru, Selasa (23/3).

Namun begitu, kata Naomi, dalam pemanfaatan sumber daya alam, perempuan memiliki peran lebih banyak.

Hal itu dikarenakan posisi perempuan yang bersinggungan langsung dengan kebutuhan dan ketersediaan pangan untuk keluarga.

“Hal tersebut sudah menjadi budaya atau kebiasaan sehari-sehari dalam berbagi peran di masyarakat adat. Masyarakat sejak dulu sudah menyadari dan berbagi peran dalam mengelola lahan atau hutan. Soal diskriminasi, itu persoalan sudut pandang,” terangnya.

Pembicara lainnya, Lentjie S. Y. Leleulya, dari Balai PSKL Maluku-Papua mengatakan, bahwa pemerintah memang secara implisit tidak menyebutkan untuk mendorong perempuan dalam keberlanjutan perhutanan sosial. Namun, secara eksplisit, ada dalam kegiatan perhutanan sosial.

“Yaitu meberikan akses kelola masyarakat setempat dengan tidak membedakan porsi bagi laki-laki dan perempuan. Karena kegiatan kebelanjutan kehutanan sosial tidak hanya pada akses kelola tetapi juga meberikan peningkatan kapasitas kepada masyakat setempat, masyarakat penerima ijin perhutanan sosial,” jelasnya.

Selain itu, perempuan yang karib disapa Leni ini juga mengungkapkan, kebijakan terkait pengembangan usaha penting dan harus dilakukan pemerintah. Karena akses distribusi sangat diharapkan perempuan adat.

“Ketika perempuan adat sudah semangat menjaga hutan sebagai kontribusi penambahan penghasilan, mereka mengharapkan akses untuk menjual hasil olahannya,” pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA