Ia menilai, rencana tersebut tidak berpihak kepada rakyat, utamanya para petani.
"Kan kasihan para petani (kalau sampai terjadi impor beras)," ucap Timbul Prihanjoko seperti dikutip
Kantor Berita RMOLJatim, Senin (22/3).
Saat ini, lanjut Timbul, di Kabupaten Probolinggo saja sudah banyak petani yang panen hasil padinya. Sehingga, impor beras tersebut tidak dibutuhkan.
"Kalau sampai mengimpor beras, yang jelas harga gabah akan anjlok dan berdampak buruk bagi para petani kita," paparnya.
Timbul menambahkan, pemerintah boleh melakukan impor beras jika stok beras di Indonesia sudah kosong. Akan tetapi, kalau stok beras masih aman, pemerintah perlu mendorong dan mendongkrak petani untuk lebih produktif.
"Petani kita ini harus mendapat dukungan dari pemerintah pusat, supaya tetap mempertahankan kualitasnya," tegas dia.
Sementara Kepala Bulog Cabang Probolinggo, Krisna Mujianto, mengaku setiap harinya Bulog mengalami pertambahan gabah 50 hingga 100 ton. Sedangkan untuk stok beras di Probolinggo masih ada sebanyak 10.024 ton.
Stok yang ada tersebut rata-rata digunakan untuk kebutuhan selama 8 bulan penyaluran Bulog cabang Probolinggo.
"Stok beras di Cabang Probolinggo masih cukup," tutupnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: