Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Jaga Eksitensi Angklung Di Kancah Internasional, AAI Gelar Munas I Secara Hybrid

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Minggu, 21 Maret 2021, 05:36 WIB
Jaga Eksitensi Angklung Di Kancah Internasional, AAI Gelar Munas I Secara Hybrid
Ilustrasi angklung/Net
rmol news logo Asosiasi Angklung Indonesia (AAI) berkomitmen untuk terus melestarikan dan melindungi pemanfaatan angklung di Indonesia, khususnya di Jawa Barat. Oleh karena itu, AAI akan menggelar Musyawarah Nasional (Munas) I untuk menjaga eksistensi angklung di kancah internasional.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Ketua Steering Committee Munas I AAI, Gunawan Undang mengatakan, alat musik angklung merupakan satu di antara banyak warisan budaya Sunda (Jawa Barat). Seiring perkembangan zaman angklung mengalami perubahan fungsi, bentuk, dan bahan baku sesuai perkembangan sosial budaya masyarakat.

Menurutnya, fase perubahan sosial masyarakat diawali oleh masyarakat berburu dan meramu yang kemudian berubah menjadi masyarakat huma (ladang berpindah), masyarakat sawah (sistem terasering dan pengairan pertanian; menetap), masyarakat perdagangan, masyarakat industri (revolusi industri 1.0, 2.0, 3.0) dan revolusi industri 4.0 (internet).

Bahkan, fenomena revolusi industri 5.0 (society) turut berpengaruh terhadap perubahan alat seni dan budaya angklung asal Tatar Sunda.

Di samping itu, angklung yang telah mendapatkan pengakuan UNESCO di tahun 2020 lalu sebagai warisan dunia budaya tak benda asli Indonesia tersebut tidak hanya sebatas kebanggaan, tetapi juga merupakan peluang bagi Indonesia untuk memberikan sumbangan bagi kebudayaan dunia.

"Oleh karena itu seluruh stakeholder angklung perlu meningkatkan peranannya, baik pemerintah dan seluruh element penggiat angklung," kata Gunawan, Sabtu (20/3), dikutip Kantor Berita RMOLJabar.

Kendati begitu, dalam upaya pelestarian, perlindungan, pewarisan, pengembangan, dan pemanfaatan angklung belum terdapat organisasi profesi yang punya perhatian untuk mewujudkan hal tersebut. Namun, berawal dari Soni Rusadi sebagai pengelola Rumah Angklung, mengundang orang untuk menghidupkan kembali program yang ada.

"Rumah Angklung tersebut merupakan unit instalasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar yang didirikan tahun 2012 lalu sebagai wujud komitmen Pemprov Jabar untuk menindaklanjuti pengakuan UNESCO terhadap angklung sebagai warisan dunia budaya tak benda," lanjut Gunawan.

Usai terkumpul, imbuh Gunawan, melalui diskusi intensif di Rumah Angklung, tercetus gagasan pentingnya organisasi profesi yang menaungi para penggiat angklung secara nasional maupun internasional.

Kesembilan orang tersebut kemudian menamakan diri sebagai Tim 99, lalu merancang program menuju pembentukan perkumpulan bagi penggiat angklung, yang kemudian diberi nama AAI.

"Bertepatan dengan Hari Angklung Sedunia pada tanggal 20 November 2016, terwujudlah deklarasi AAI. Deklarasi dilakukan di halaman Gedung Sate dan dihadiri Gubernur Jabar Ahmad Heryawan dan sejumlah tokoh Angklung Indonesia," imbuhnya.

Munas pada tanggal 20 Maret 2021 kali ini merupakan Munas I AAI atau nomenklatur organisasi angklung lainnya sesuai dengan keputusan Munas I. Munas tersebut diselenggarakan di Taman Budaya Jawa Barat, Kota Bandung, melalui video conference hybrid.

"Peserta Munas 1 akan diikuti oleh para penggiat angklung Indonesia dan jaringan internasionalnya seperti dari Washington DC, Adelaide, dan lain-lain," pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA