Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Cari Solusi Inovatif Sampah Plastik Di Laut, UNDP Gelar Kompetisi EPPIC

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Selasa, 16 Maret 2021, 09:25 WIB
Cari Solusi Inovatif Sampah Plastik Di Laut, UNDP Gelar Kompetisi EPPIC
Ilustrasi/Net
rmol news logo Sampah plastik sudah lama menjadi persoalan pelik di Indonesia yang telah mengganggu ekosistem di lautan. Sehingga membutuhkan sousi inovatif untuk menyelesaikan limbah di laut.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Untuk itu, Badan PBB untuk Pembangunan (UNDP) bersama Kementerian Luar Negeri Norwegia dan NORAD (Norwegian Agency for Development Cooperation) kembali menggelar kompetisi Ending Plastic Pollution Innovation Challenge (EPPIC) tahap kedua.

EPPIC merupakan kompetisi untuk mencari solusi inovatif yang dapat menghasilkan implikasi secara nyata dan mampu berkontribusi kepada masyarakat tidak hanya secara lingkungan, namun juga dapat berpengaruh secara ekonomi dan sosial budaya.

EPPIC tahap pertama dilaksanakan tahun lalu, berfokus di Ha Long Bay, Vietnam dan Koh Samui, Thailand. Sementara tahap kedua berfokus di Indonesia dan Filipina.

"Berdasarkan studi lain menunjukan bahwa Asia Tenggara merupakan wilayah dengan kontribusi kebocoran plastik di lautan yang terbesar. UNDP berharap bahwa EPPIC dapat berkontribusi untuk menurunkan angka tersebut melalui munculnya solusi-solusi inovatif, pengembangan dan replikasinya," ujar Deputy Resident Representative UNDP Indonesia, Sophie Kemkhdaze, dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi pada Selasa (16/3).

Riset dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menunjukkan, ada sekitar 268.740 hingga 594.558 ton sampah plastik yang masuk ke perairan Indonesia setiap tahunnya.

Pusat Penelitian Oseanografi LIPI memperkirakan kasar nilai potensi laut Indonesia sampai Maret 2019 adalah senilai 1.772 triliun. Besarnya potensi nilai laut kemudian menjadikan Indonesia tentunya harus memiliki perhatian khusus terhadap kondisi laut.

“Dari EPPIC 2020 sebelumnya di Vietnam dan Thailand, kita sudah melihat solusi yang ditawarkan oleh berbagai startup, LSM, dan akademisi yang berasal dari negara-negara ASEAN. Tahun ini, kami berharap dapat melihat kontribusi yang lebih banyak lagi untuk menyelesaikan masalah-masalah polusi plastik laut yang ada di Indonesia dan Filipina. Gerakan bersama ini tidak hanya akan meningkatkan kekuatan kawasan ASEAN, tapi juga kemitraan multilateral di kawasan ASEAN," jelas Kemkhadze.

Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Novrizal Tahar mengatakan, pemerintah Indonesia telah mengambil langkah pengurangan sampah dan sampah plastik dari hulu hingga hilir.

Salah satunya dibuktikan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan nomor 14 yaitu Kehidupan Bawah Laut yang menjadi fokus pemerintah Indonesia sebagai negara kepulauan yang dikelilingi oleh laut. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA