Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ini Sentuhan Nuklir Di ‘The New Bali’ Ke-11

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/mangihut-hasudungan-1'>MANGIHUT HASUDUNGAN</a>
LAPORAN: MANGIHUT HASUDUNGAN
  • Senin, 15 Maret 2021, 15:58 WIB
Ini Sentuhan Nuklir Di ‘The New Bali’ Ke-11
Foto: Ilustrasi Danau Napabale
rmol news logo Sepekan sudah peresmian penanaman Hutan Tanaman Industri (HTI) Jati Nuklir yang dilakukan oleh PT. Sele Raya Agri pada Senin (8/3) di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara.

Disebut-sebut ini pembangunan dan pengelolaan hutan jati nuklir terbesar di dunia yang dilakukan oleh pihak swasta dengan luas 5.000 hektar yang akan ditanam 2,5 juta bibit.

“Ini terbesar di dunia yang dilakukan oleh pihak swasta,” ujar Project Manager PT Sele Raya Agri, Wahyu Widiyanto, ketika ditemui Kantor Berita Politik RMOL di acara peresmian yang dilakukan di Kecamatan Tongkuno.

Lebih jauh Wahyu menjelaskan, proyek ini meliputi enam bagian. Pertama, pada fase hulu  adalah aktivitas tanam dan panen yang potensial menyerap 2.500 tenaga kerja. Kedua, agro forestry yang menggunakan skema tumpang sari yang melibatkan warga pemilik lahan sebagai mitra.

Lalu hilirisasi industri jati dan pengurangan dampak ekologis lahan gundul plus Carbon Trading sebesar 1,6 Mega Metrik Ton Carbon ekuivalen (MMCO). Terakhir imbas  pariwisata meningkat seperti kawah Ijen di Banyuwangi.

“Bedanya di sini yang nanti jadi lokomotif dan simbol adalah hutan jati nuklir,” tambahnya.

Ditemui di lokasi yang sama, Kadis Kominfo Statistik dan Persandian Kabupaten Muna, Dahlan Kalega, yang juga pernah menjabat sebagai Kadispar membenarkan keterangan Wahyu.

"Pak Bupati Rusman Emba akan segera menyepakati kerjasama dengan maskapai Citilink. Dengan besarnya investasi jati nuklir oleh PT SRA, kami yakin beberapa tahun lagi masyarakat Muna akan mampu menduplikasi keberhasilan Banyuwangi dengan kawah Ijen,” ujarnya.

Dia menambahkan, Muna memiliki sejumlah objek wisata yang memukau. Misalnya, Danau Napabale yang indah, yang dikenal sebagai danau ubur-ubur fenomenal yang hanya ada dua di Indonesia. Lalu air terjun eksotis Kalima-lima, Pantai Meleura yang menawan, Danau Moko dan Randano Ghaghe yang air birunya menawan, serta mata air Sangia.

Muna juga memiliki goa purba Metandono dan Liang Kabori yang merupakan goa tulis prasejarah terbesar di dunia. Ini belum termasuk pantai-pantai eksotis seperti Bungin Pinungan yang berpasir putih sepanjang tiga kilometer.

“Intinya dengan jati nuklir yang diinvestasikan PT. SRA bukan tidak mungkin pulau muna menjadi The New Bali (Bali Baru),” ujarnya meyakinkan.

Dari nama-nama yang disebutkannya itu, redaksi berkesempatan mengunjungi dua di antaranya, yaitu Danau Napabale dan Pantai Meleura. Memang benar air lautnya yang biru tosca memanjakan mata dan menyegarkan pikiran.

Istilah “The New Bali” merujuk program unggulan Presiden Joko Widodo membangun 10 destinasi wisata baru. Program ini diluncurkan tahun 2018 lalu.

Ini artinya jika Pulau Muna berhasil dengan investasi jati nuklir, bukan tidak mungkin akan tercipta “The New Bali” ke-11.

Pekerjaan Rumah

Meski demikian, masih ada pekerjaan rumah yang harus dikerjakan pemerintah untuk mewujudkan mimpi besar Muna tersebut, yakni perbaikan infrastruktur jalan raya khususnya.

Ketika redaksi menuju ke lokasi acara peresmian di Kecamatan Tongkuno pekan lalu, begitu banyak dijumpai jalan dalam kondisi rusak.

“Jalan-jalan rusak ini sudah puluhan tahun tak diperbaiki. Kami warga Tongkuno sering melakukan aksi unjuk rasa mendesak pemerintah memperbaiki jalan di sini. Yang rusak ini semuanya adalah jalan propinsi maka ini menjadi kewenangan gubernur dan pemprop Sultra untuk memperbaikinya,” ujar warga Tongkuno, Samrudin.

Menarik ditunggu memang bagaimana kisah perjalanan investasi jati nuklir di Pulau Muna di masa depan untuk menjadi lokomotif perekonomian sekaligus mengembalikan kejayaan jati Muna yang begitu tersohor di masa lalu.

Seperti yang diucapkan Hugua anggota DPR dari PDIP yang juga hadir dalam kesempatan itu.

"Seandainya PT. SRA menanam saham Rp 1 triliun, akan lebih untung jika dideposit ke bank yang setiap bulan ada hasilnya. Tapi ternyata PT. SRA berniat baik untuk menginvestasikan di Muna maka atas nama masyarakat Sultra, PT. SRA itu keren, Bupati Muna juga keren dan masyarakatnya lebih keren,” ujarnya.

Senada dengan Hugua, Direktur Usaha Hutan Produksi Kementerian LHK RI, Istianto yang sama-sama berada di lokasi peresmian pekan lalu, membenarkan hal tersebut.

"Tidak ada lagi investor ‘gila’ yang mau berinvestasi di daerah terpencil. Kehadiran PT. SRA di Muna merupakan kesempatan baik bagi masyarakat karena dapat membuka lapangan kerja yang menyerap hingga 2500 tenaga kerja,” kata dia.

Untuk diketahui, jati nuklir adalah temuan yang dikembangkan Muhamad Zanzibar, seorang Ahli Peneliti Utama di Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan (BP2TPTH), instansi penerima Pusat Unggulan Iptek (PUI) dari Kementerian Riset dan Teknologi.

Zanzibar juga adalah penerima penghargaan dari menteri LHK di bidang peningkatan produktivitas benih dan bibit tanaman hutan.

Zanzibar mengembangkan jati Muna lewat rekayasa genetik dengan metode mutation breeding iradiasi nuklir, dari sinilah lahir sebutan jati nuklir.

Dihubungi redaksi hari Minggu lalu (14/3), Zanzibar mengkonfirmasi kebenaran informasi tersebut.

“Sepertinya saya belum pernah tahu yang melakukan penelitian serupa karena saya yang pertama melakukan penelitian itu untuk jati,” kata dia lagi. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA