Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Festival Mardoton Diharapkan Jadi Magnet Wisata Danau Toba

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Minggu, 14 Maret 2021, 04:33 WIB
Festival Mardoton Diharapkan Jadi Magnet Wisata Danau Toba
Festival Mardoton di Danau Toba/RMOLSumut
rmol news logo Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Utara (Sumut) Musa Rajekshah menghadiri Festival Mardoton di Desa Tuktuk Siadong, Kabupaten Samosir, Sabtu (13/3).

Kehadiran Wagub dan rombongan disambut tari-tarian dan diulosi oleh Panitia Festival Mardoton.  

Wagub Musa Rajekshah mengapresiasi kegiatan yang digagas oleh para pemuda setempat untuk mempromosikan kebudayaan dan keindahan Danau Toba dari sisi Pulau Samosir.

"Kita sangat mengapresiasi kegiatan seperti ini, artinya ada kegiatan yang mengundang orang dari luar Pulau Samosir untuk menyaksikan festival kebudayaan, terkhusus dari Pulau Samosir,” ujar Wagub, usai menyaksikan berbagai pertunjukan Festival Mardoton, dikutip Kantor Berita RMOLSumut.

Festival seperti ini, menurut Wagub, merupakan magnet bagi para pengunjung untuk datang ke Samosir. Apalagi festival kebudayaan ini sudah dari dahulu ada dan sekarang kembali dikembangkan, yaitu tradisi bagaimana cara menangkap ikan secara tradisional.

Wagub juga menyampaikan tentang pentingnya sejarah kebudayaan yang harus terus digaungkan. Sehingga menjadi edukasi bagi anak-anak dan generasi muda saat ini.

"Ke depan dengan festival ini, anak-anak kita punya edukasi dan pemahaman tentang tradisi dan budaya masyarakat zaman dahulu. Sehingga tidak hilang dengan berjalannya waktu. Kita harapkan seluruh daerah di Sumatera Utara juga mengembangkan potensi kebudayaannya masing-masing, sehingga menambah daya tarik bagi wisatawan yang berasal dari luar Sumut," harap Wagub.

Sementara itu, Febry Tua Siallagan dari Komunitas Anak Tao menyampaikan, festival ini fokus pada edukasi melalui beberapa rangkaian kegiatan. Antara lain, Focus Group Discussion (FGD), pembentukan Komunitas Pardoton, perlombaan Manopong Doton, edukasi ekosistem Danau Toba, dan pameran kuliner.

"Selain itu ada juga penaburan 20 ribu benih ikan mujair dan 200 benih ikan endemik Danau Toba, lomba menghias solu (perahu), pameran kuliner ikan Danau Toba dan pemutaran film semi dokumenter 'Ahu Pardoton' serta penanaman 100 bibit pohon," jelasnya.

Dijelaskan juga, Festival Mardoton kali ini, jatuh tepat pada Bulan Sipaha Sada (bulan pertama) pada Kalender Batak. Festival ini digelar di sepanjang bibir Pantai Tuktuk dan sekitarnya.

Pada kesempatan itu, Oppu Disnan Sigiro yang merupakan sesepuh di Desa Tuktuk Siadong, menuturkan tentang Mardoton. Menurutnya, Mardoton merupakan cara menangkap ikan yang dilakukan sejak puluhan tahun lalu oleh para leluhur di kawasan Danau Toba.

Pada mulanya, Mardoton menggunakan bubu, kemudian berkembang dan masyarakat mulai akrab menggunakan doton (jaring), yang berbahan kain yang dirajut menjadi mata jaring berbagai ukuran.

Dalam Festival ini juga dilakukan serangkaian kegiatan menurunkan perahu ke Danau Toba, sebelum dipakai menangkap ikan atau Mandaram.

"Ada prosesi tertentu agar solu membawa keberuntungan pada pengguna. Membuat sesajian dari tepung beras untuk media doa kepada Tuhan Sang Pencipta melalui Namboru Saneang Naga Laut. Saneang Naga Laut, menurut orang Batak sebagai Dewi Air yang diwakilkan perwakilan Tuhan sebagai pemberi berkat yang berkuasa di Air," ujar Oppu Disnan Sigiro di hadapan Wagub dan robongan.

Turut hadir Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir Dumosch Pandiangan, para tokoh masyarakat dan pemuka agama Desa Tuktuk Siadong. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA