Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Hasil Panen Tak Bisa Terjual, Petani Kapok Tanam Bawang Putih

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/darmansyah-1'>DARMANSYAH</a>
LAPORAN: DARMANSYAH
  • Kamis, 11 Maret 2021, 13:40 WIB
Hasil Panen Tak Bisa Terjual, Petani Kapok Tanam Bawang Putih
Bawang putih baru dipanen/Net
rmol news logo Program swasembada bawang putih yang digadang-gadang Dirjen Hortikultura, Kementerian Pertanian sejak tahun 2017 terancam gagal.

Sebab banyak petani mengeluh dan tidak mau lagi menanam bawang putih dikarenakan tidak bisa menjual yang akhirnya menanggung rugi besar.

Salah satu yang mengeluhkan adalah Imam, petani bawang putih dari Batu, Kabupaten Malang.

Dia menceritakan mulai menanam bawang putih bersama kelompoknya sejak 2018-2019. Saat itu permintaan bibit bawang putih cukup tinggi dari perusahaan karena adanya wajib tanam importir.

"Jadi kami kerjasama dengan importir, dan ada juga petani yang nanam sendiri. Jadi petani banyak yang tanam bawang putih proyeksinya untuk pengadaan benih," ungkap Imam, Kamis (11/3).

Selanjutnya kata Imam, untuk tahun ini kerjasama dengan importir sudah tidak ada. Jadi hasil panen petani tidak terserap sama sekali sehingga menyebabkan rugi besar.

Padahal kata dia, biaya tanam yang dikeluarkan cukub besar, sekitar 100-120 juta per hektar dan dapat menghasilkan sekitar 8 ton per hektar.

"Hancur Mas, kalau kemarin harganya bisa laku di atas 20-25 ribu rupiah per kilogram, sekarang ini harga bawang putih kering hanya 10.000-11.000 rupiah per kilogram," ucapnya.

Imam mengatakan, karena harga murah, petani menahan tidak untuk dijual, akhirnya banyak bibit yang busuk dan kadaluarsa sehingga sudah mulai dibuang karena tidak laku.

"Sebagian terpaksa dilepas dengan harga murah dan tidak balik modal," katanya.

Sementara, pedagang pasar induk Kramatjati, haji Khoirul yang sudah puluhan tahun menjual bawang putih mengatakan justru tidak ada bawang putih lokal dijual di pasar. Pernah ada datang tahun lalu, setelah itu tidak muncul lagi.

Dia justru merasa heran karena tak ada yang tawar bawang putih lokal kepadanya sampai hari ini.

"Kemana bawang putih lokalnya ya?" tanyanya.

Kegagalan program swasembada Bawang Putih lokal terjadi juga pada tahun 2020, sebelumnya petani bawang putih varietas lokal di Jawa Tengah kesulitan menjual hasil panennya di pasar.

Kelompok Tani Rejeki Makmur Desa Segoro Gunung, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar di lereng Gunung Lawu tahun 2020 lalu menanam di atas lahan seluas 60 hektare. Mereka kapok karena tidak ada pembeli yang datang untuk menyerap hasil panen tersebut. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA