Ketua Asosiasi Industri Pengguna Garam Indonesia (AIPGI) Toni Tanduk menjelaskan bahwa daya beli masyarakat belum pulih sepenuhnya sehingga permintaan garam konsumsi masih belum pulih sepenuhnya.
“Masyarakat masih mengurangi jajanan, ini berdampak pada berkurangnya penggunaan garam,†kata Toni kepada wartawan, Jumat (5/3).
Toni menjelaskan konsumsi masyarakat terhadap makanan di luar makanan pokok berkurang, sehingga permintaan atas garam pun berpengaruh.
"Makanan di luar makanan pokok yang dimaksud adalah produk makanan UMKM, seperti keripik, jajanan pasar, makanan kaki lima, dan lain sebagainya. Perihal harga garam tergantung
supply and demand,†ucap Toni.
Dia menambahkan penurunan konsumsi masyarakat selama pun berdampak pada penutupan usaha di sektor makanan.
“Banyak rumah makan yang tutup akibat pademi,†ujarnya.
Menurut Toni, harga garam juga dipengaruhi oleh mutu garam yang dihasilkan oleh petambak garam. Garam petambak merupakan bahan baku garam konsumsi beriodium yang telah ditentukan standar mutu SNI. Garam petambak dengan kualitas warna kecoklatan pun akan kalah saing dengan garam petambak yang putih normal.
“Harga garam perlu melihat mutu garam itu sendiri,†katanya
Sebelumnya Mantan Menteri Susi Pudjiastuti mengatakan kontrol perdagangan atas kuota impor seringkali kurang tegas dalam pelaksanaan aturannya, sehingga menyebabkan petani garam saat panen harganya malah jatuh di tingkat petani.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: