Pertama adalah terkait data kasus harian Covid-19 yang masih tumpang tindih.
"Jadi dalam satu tahun ini banyak hikmahnya pertama urusan data sampai hari ini nggak beres-beres. Jawa Barat masih diumumkan dengan kasus-kasus lama, yang sembuh masih diumumkan karena proses pengumumannya masih belum selesai," ucap Emil, sapaan akrabnya, dikutip
Kantor Berita RMOLJabar, Rabu (3/3).
Kedua, kepemimpinan adalah kunci. Menurutnya, setiap pengambilan keputusan dikoordinasikan dengan pihak terkait.
"Harus satu komando, makanya PPKM lebih berhasil karena semua wajib ikut. Waktu PSBB itu
multiple choice boleh ikut boleh tidak maka pengajuannya tuh dari bawah. Ada kota ngajuin PSBB disetujui ada yang tidak nggak disuruh akibatnya kontrol pergerakan dan lain-lain tidak setara, kalau PPKM itu top-down Jawa-Bali semua harus ikut," jelasnya.
Terakhir adalah data rumah sakit. Emil menyebut, berdasarkan laporan yang diterimanya keterisian rumah sakit di Jabar ada di angka 54 persen.
"Awal Januari di atas 80 pesen, diatas 80 kan kita panik karena karena standar WHO kritis pun 60 persen, standar pemerintah pusat 70 persen, kita sudah di atas 80 persen, nah sekarang alhamdulillah sudah 54 persen," ungkapnya.
Tak lupa, Emil pun menyampaikan doa dalam momentun satu tahun pandemi Covid-19. Ia berharap, Covid-19 binasa selamanya.
"Saya ucapkan selamat pendek umur ya semoga binasa selamanya," tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: