Dia menemukan bendera yang disembunyikan itu saat sedang mengolah lahan kosong peninggalan ayahnya, Zulkifli alias Raja Ubit.
Belasan lembar bendera Bintang Bulan itu terbungkus plastik di dalam sebuah ember. Menurut keterangan ibunya, Nurbaiti, bendera-bendera tersebut adalah milik almarhum Raja Ubit yang disimpan pada 2000-an. Meski sudah lebih dari 2 dekade, bendera-bendera tersebut terlihat masih bagus.
"Waktu itu ibu kami sempat melihat almarhum ayah kami mengumpulkan bendera-bendera tersebut. Namun ibu kami tidak tahu bendera tersebut kemudian dibawa ke mana oleh ayah kami," tutur Muzakir, kakak kandung Fahrul Razi, Senin (22/2), dikutip
Kantor Berita RMOLAceh.
Lahan itu, kata Muzakir, berada tak jauh dari lokasi rumah mereka yang dibakar saat konflik bersenjata antara GAM dan Pemerintah Indonesia.
Muzaki mengatakan, bendera tersebut sudah dicuci dan akan disimpan sebagai kenang-kenangan.
Ditambahkan Muzakir, ayahnya, Raja Ubit, meninggal dunia pada 2015 akibat sakit yang dideritanya sejak 2010 lalu. Saat masih konflik antara RI dengan GAM, Raja Ubit ikut bergerilya di pedalaman Aceh Timur. Raja Ubit tercatat sebagai anggota GAM Sagoe 05 Idi Kuta Wilayah Peureulak.
Raja Ubit pernah ditugaskan oleh Panglima GAM Wilayah Peureulak, Tgk Ishak Daud (Abu Chik), pada 2001 ke Batubara, Sumatera Utara untuk menjemput Abu Hasan Puteh. Mereka berencana mendirikan GAM di daerah Asahan.
Pun pernah penjara di Tanjung Gusta, Sumatera Utara, usai kontak senjata di Batubara. Pada 2006, Raja Ubit mendapatkan amnesti usai penandatangan Perjanjian Damai Helsinki antara Pemerintah Indonesia dan GAM, pada 15 Agustus 2005.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: