Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ditjen Bimas Islam: Indonesia Sebagai Megadiversity Country Perlu Instrumen Yang Powerfull Dan Strategis

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 20 Februari 2021, 08:58 WIB
Ditjen Bimas Islam: Indonesia Sebagai Megadiversity Country Perlu Instrumen Yang Powerfull Dan Strategis
Dirjen Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin, dalam acara Podcast To The Point Bimas Islam, Sabtu 20 Februari 2021/Repro
rmol news logo Indonesia sebagai negara paling majemuk, memiliki tantangan besar dalam mengatasi keberagaman budaya. Dirjen Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin mengatakan, untuk mengatasi keberagaman budaya tersebut dibutuhkan sebuah instrumen.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa
"Kita adalah bangsa yang multi cultural, yang memiliki tingkat keragaman yang sangat luar biasa. Saya menyebutnya sebagai megadiversity country. Oleh karena itu membutuhkan sebuah instrumen untuk bisa memanage diversity ini," ujar Kamaruddin Amin, dalam acara Podcast To The Point Bimas Islam, Sabtu (20/2).

Menurutnya, salah satu instrumen yang dirasa paling powerful, strategis, dan diasumsikan bisa mengatasi diversity ini adalah moderasi dalam beragama.  

"Ini adalah sebuah instrumen yang secara global sesungguhnya bukan hanya di Indonesia, sebuah gerakan Global, menurut saya," lanjut Kamaruddin.  

Moderasi beragama telah lama digencarkan di banyak negara, contohnya di Kairo dan Jordan. Raja Jordan sendiri telah mendeklarasikan The Amman Message yang gaungnya luar biasa.

Bahkan di Eropa, Amerika, menurut Kamaruddin, moderasi beragama menjadi isu global.

"Ini yang perlu dibunyikan ya, perlu diimplementasikan dan apalagi dalam konteks Indonesia sebagai the most diverse country, ini sebuah keharusan sebuah keniscayaan, kemestian untuk kita promosikan," lanjut Kamaruddin.

Ia mengutip sebuah statement dari seorang teolog liberal Kristen yang bernama Albert Hans Kung,

No peace among the nations, without peace among the religions. No peace among the religions, without dialogue between the religions. No dialogue between the religions, without investigation of the foundation of the religions.

Tidak ada kedamaian di dalam sebuah bangsa tanpa kedamaian antar agama, dan tidak ada kedamaian antar agama tanpa dialog antar agama, tidak ada dialog antar agama tanpa investigasi mendalam terhadap pondasi-pondasi agama.

"Jadi setiap kita, apa pun agamanya harus melakukan investigasi fundamental terhadap agama kita. Islam harus paham dengan agama dengan benar, Kristen juga demikian. Semua agama harus memahami itu," katanya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA