Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ramai Isu GAR ITB, Begini Kata Calon Ketum IA ITB Gembong Primajaya

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/widian-vebriyanto-1'>WIDIAN VEBRIYANTO</a>
LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO
  • Senin, 15 Februari 2021, 16:27 WIB
Ramai Isu GAR ITB, Begini Kata Calon Ketum IA ITB Gembong Primajaya
Calon Ketua Umum Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA ITB), Gembong Primajaya/Net
rmol news logo Pluralisme sudah menjadi bagian dari bangsa ini berdiri. Maka dari itu, masalah tersebut tidak perlu diperdebatkan apalagi dipertentangkan kembali.

Begitu tegas calon Ketua Umum Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA ITB), Gembong Primajaya dalam acara jumpa media secara virtual, Senin (15/2).

Pernyataan Gembong ini menjawab pertanyaan mengenai laporan Gerakan Anti Radikalisme ITB (GAR ITB) ke KASN.

“Semua sudah dibingkai dalam Bhinneka Tunggal Ika oleh pendiri bangsa. Jadi rasanya tidak mungkin radikal, dalam pemahaman sekarang (yang berkonotasi negatif) kembali dibahas,” urainya.

Namun demikian, alumni ITB angkatan 86 jurusan teknik mesin ini bertekad untuk menjadi jembatan komunikasi agar bisa menyampaikan maksud di balik aksi rekan-rekannya sesama alumni ITB yang tergabung GAR ITB tersebut.

Bagi Gembong, isu besar dalam kasus ini adalah masalah komunikasi. Dia meyakini bahwa apa yang diperjuangkan tentang toleransi sebenarnya tidak buruk. Hanya saja harus ada komunikasi yang baik dalam penyampaiannya.

Jika nanti terpilih, Gembong akan menjadi jembatan bagi GAR ITB dan kelompok terkait untuk bersama mencari solusi tanpa gaduh.

“Saya melihat ada perbedaan persepsi. Jadi saya ke depan akan menjembatani, meluangkan waktu cukup untuk menjalin komunikasi. Sebenarnya ada apa sih dari teman-teman kelompok ini?” urai calon nomor urut 3 dengan tagline ‘Salam Persatuan Indonesia’ itu.

Lebih lanjut, Gembong menjelaskan bahwa berdasarkan statuta alumni ITB, kegiatan politik tidak bisa dilakukan melalui kegiatan kealumnian.

Kegiatan alumni difokuskan pada apa yang pernah diajarkan di kampus, baik itu soal teknologi, sains, dan seni.

“Saya terus terang berharap teman-teman yang sedang memperjuangkan sesuatu yang saya juga belum begitu paham, toleransi, untuk bisa menahan diri. Agar ini bisa lebih dingin kondusif untuk kita semua,” tutupnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA