Anggota DPR RI, Muhammad Nasir Djamil, bahkan meminta situs peninggalan Kerajaan Aceh Darussalam di Gampong Kajhu, Aceh Besar, tidak masuk dalam areal proyek pembangunan Tol Sibanceh.
Di situs tersebut harus diselamatkan sebagai upaya pelestarian cagar budaya dan situs purbakala di Aceh.
"Oleh karena itu hanya ada satu kata, selamatkan. Karena ini juga akan menjadi warisan bagi anak cucu kita ke depan. Mereka bisa melihat dan membaca bahwa Aceh punya peninggalan," kata Nasir, dikutip
Kantor Berita RMOLAceh, Kamis (11/2).
Nasir menambahkan, Pemerintah Kabupaten Aceh Besar beserta dinas terkait harus segera bermusyawarah untuk mencari solusi terkait penyelamatan situs itu yang bersinggungan dengan pembangunan akses masuk jalan tol Tol Sibanceh.
Di sisi lain, pembangunan jalan tol itu juga harus tetap berjalan. Jadi, kedua hal ini penting untuk diselamatkan.
Menurut Nasir, bisa saja tempat itu tertimbun akibat tsunami yang melanda Aceh pada 2004. Di saat yang sama, pemerintah tidak memiliki program khusus untuk memugar kawasan ini.
Sehingga, Nasir meminta agar Pemerintah Aceh memprioritaskan juga penanganan situs purbakala ini dan situs-situs bersejarah lain yang ada di Aceh.
Sementara itu, Kapolresta Banda Aceh, Kombes Joko Krisdiyanto, yang ikut ke lokasi mengatakan, pihaknya siap memberikan pengamanan terhadap lokasi penemuan nisan kuno tersebut. Petugas kepolisian juga bakal membantu penyelamatan bersama unsur terkait lainnya.
"Kami dari kepolisian siap akan mengamankan dan menyelamatkan situs-situs ini,†ujar Joko.
Bahkan jika ditemukan situs sejenis di areal lain, petugas akan tetap berpatroli ke kawasan ini.
Sejumlah batu nisan yang diperkirakan peninggalan Kerajaan Aceh ditemukan di area proyek pembangunan gerbang tol Sibancah. Situs itu diperkirakan berisi makam raja-raja dan makam para ulama besar Aceh era Kesultanan Aceh Darussalam.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: