"Kami dari Baruna Jaya IV BPPT, besok adalah hari operasi kita yang terakhir, sesuai dengan yang diinstruksikan. Kami juga belum tahu apakah upaya kami dalam ikut dalam upaya pencarian SJ-182 ini masih dilanjutkan atau tidak, belum ada instruksi lanjut," kata Kepala Balai Teknologi Survei Kelautan BPPT, Djoko Nugroho, Sabtu (16/1).
"Namun untuk malam terakhir, sesuai dengan yang dijadwalkan 8 hari operasi dari instruksi bapak Kepala BPPT, kami akan mengupayakan terakhir ROV di seputaran utara dan barat dari FDR (Flight Data Recorder)," sambungnya.
Karena itu, Djoko dalam operasi malam terakhir ini, pihaknya masih tetap fokus mencari CVR Sriwijaya Air SJ-182 menggunakan robot bawah laut tersebut.
"InsyaAllah ini bagian upaya kami terakhir untuk mencoba secara visual dengan menggunakan ROV untuk pencarian CVR yang kita harapkan bisa ditemukan itu, tapi kami mencoba mencari lagi bagian dari upaya kami untuk yang terakhir kalinya untuk mencari sekitar utara dan barat dari posisi FDR yang telah ditemukan juga," ucap Djoko.
Dirinya mengakui, upaya pencarian CVR ini seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami.
"Dengan beacon yang sudah terlepas dari tubuh CVR itu seperti (mencari) jarum di dalam tumpukan jerami, saya pikir ini adalah jarum emas ya di dalam tumpukan jerami. Karena memang ternyata CVR itu bagian yang sangat penting ya, memverifikasi antara rekaman suara di cockpit dan FDR nya itu sendiri," tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.