Danny Hilman: Kesiapan Menghadapi Bencana, Riset Dan Mitigasi Serius

Peneliti senior gempa dan tsunami Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Danny Hilman Natawidjaja/Net

Terbaru, gempa bumi dengan magnitudo 6,2 mengguncang Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat, Jumat (15/1) pukul 01.28 WIB. Beberapa infrastruktur rusak parah akibat gempa dahsyat itu.
Data hingga per hari ini, Sabtu (15/01), BNPB mencatat total yang meninggal akibat gempa sebanyak 46 orang. Sementara total korban luka mencapai 826 jiwa.
Peneliti senior gempa dan tsunami Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Danny Hilman Natawidjaja mengatakan, bicara soal gempa, tidak melulu soal gempa itu sendiri. Seperti, siklus gempa, titik lokasi, sumber, kekuatan, dan kedalaman.
Danny Hilman menjelaskan, selain pengetahuan dan pemahaman sumber bencana melalui riset yang serius, juga yang diperlukan adalah terkait mitigasi. Yaitu, mitigasi yang efektif sesuai dengan karakter sumber bencana, kondisi wilayah dan masyarakat.
"Misalnya kemarin (gempa Sulbar) kebanyakan korban itu kan karena rumah rusak, ambruk. Padahal, di seismic map Indonesia itu sudah kita publikasi, setiap wilayah itu sudah ada estimasi seberapa besar tekanan gempa, dan sudah ada aturan seberapa kuat struktur rumah yang dibangun," ucap dia kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (16/1).
Riset dan mitigasi terkait gempa sangat diperlukan, dan harus dipikirkan dan dikerjakan secara bersama-sama. Jangan ada ego sektoral. Soal riset juga harus mendapatkan perhatian serius, jangan sampai terkendala masalah dana.
Menurut Danny Hilman, setiap wilayah di Indonesia memiliki karakter sumber gempa atau tsunami dan juga bahaya yang berbeda-beda. Keberagaman ini jelas harus diketahui dan dipahami sebaik-baiknya sehingga usaha mitigasi bencananya termasuk untuk Early Warning System (EWS) menjadi lebih sulit sehingga perlu program riset yang serius.
Di dalam seismic map Indonesia, ada sekitar 300-an titik sumber gempa. Jadi itu harus ada studi untuk mendata semua secara mendalam. Mana wilayah yang kira-kira berpotensi untuk berikutnya, sehingga mitigasinya bisa difokuskan kepada wilayah tersebut.
Masih menurut Danny Hilman, sampai saat ini belum ada studi untuk mengetahui kapan terjadi gempa, tapi kalau kita sudah siap, sudah melakukan identifikasi, sebetulnya tidak masalah.
Dia menyarankan untuk semua pemangku kepentingan terkait kegempaan, untuk bisa bekerja sama dengan baik.
Ada LIPI, Badan Geologi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Informasi Geospasial (BIG), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Pusat Studi Gempa Nasional (Pusgen), termasuk perguruan tinggi, kesadaran masyarakat, dan partisipasi media.
Jangan seperti sekarang, lanjut Danny Hilman, ribut saat ada gempa. Tapi setelah sebulan dua bulan lupa lagi.

EDITOR: RUSLAN TAMBAK
Tag:
Kolom Komentar
Video
Obrolan Bareng Bang Ruslan • Polling 24 Tokoh Harapan, bersama Arief Poyuono dan Jerry Massie
Tidak terlalu pagi untuk membicarakan tokoh-tokoh yang berpeluang tampil di bursa pimpinan nasional tahun 2024. Masyarak..
Video
Kunjungan Presiden Jokowi di NTT Undang Kerumunan Massa
Kerumunan Massa menyambut kedatangan Presiden Jokowi di Nusa Tenggara Timur melanggar protokol kesehatan. Rekaman video ..
Video
Jendela Usaha • Peluang Budidaya Ubi Jalar
Ubi jalar atau ketela rambat adalah bahan pangan lokal yang berasal dari kelompok umbi-umbian. Di Indonesia Ubi Jalar se..