Kepala Desa Banjaran, Muhamad Ichmun mengatakan, kejadian berawal ketika hujan deras berlangsung sejak Rabu malam (13/1) hingga Kamis dini hari (14/1).
"Bencana terjadi di wilayah RT 17 dan RW 19 Dukuh Sawangan. Rumah yang rusak tercatat sebanyak delapan buah. Enam rumah di wilayah RT 19, dan dua rumah di RT 17,†kata Ichmun, Kamis (14/1), dikutip
Kantor Berita RMOLJateng.
Selain merusak rumah, bencana tanah bergerak juga mengakibatkan sejumlah ruas jalan mengalami retak dan amblas. Arus lalu lintas praktis terganggu karena ada perbedaan ketinggian jalan.
"Untuk jalan raya desa, ada tiga titik yang rusak, meski masih bisa dilewati tetapi harus hati-hati,†sambungnya.
Ichmun menambahkan, wilayah Dusun Sawangan termasuk rentan terjadi bencana tanah bergerak. Bencana serupa pernah terjadi pada 1970, 1978, dan 2008.
"Bencana terparah pada tahun 1978, saat itu ratusan rumah rusak,†tuturnya.
Sementara itu, Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi yang langsung mengunjungi lokasi bencana pada Kamis siang (14/1) mengungkapkan, Pemkab akan segera menurunkan tim untuk meneliti pergerakan tanah.
"Tim terdiri dari Dinas ESDM, BPBD, dan Fakultas Geologi Unsoed. Untuk rumah-rumah warga yang rusak, pihak desa kami minta untuk mendata dan mengajukan permohonan bantuan guna perbaikan. Sedang untuk jalan yang rusak akan dilakukan assessment oleh DPU PR untuk dilakukan perbaikan selanjutnya,†kata Tiwi.
Tiwi menambahkan, Pemkab juga memberikan bantuan sebanyak 40 paket sembako untuk warga Dukuh Sawangan yang terdampak bencana tanah bergerak.
"Kami minta warga untuk tetap waspada terjadinya bencana susulan, karena saat ini curah hujan masih tinggi,†tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: