Hal tersebut disampaikan Bupati Majalengka Karna Sobahi usai rapat koordinasi bersama unsur Forkopimda terkait pembahasan penanganan Covid-19.
Sobahi mengatakan, penundaan itu diambil setelah mempertimbangkan perkembangan terkini Covid-19 di Majalengka.
"Sekarang sudah ada 14 Guru yang meninggal karena terpapar Covid-19," tegas Karna Sobahi kepada
Kantor Berita RMOLJabar, Senin (11/1).
Untuk terus mengantisipasi segala resiko terpaparnya virus corona klaster sekolah, Sobahi memutuskan kegiatan belajar mengajar di sekolah tetap dengan cara daring atau online.
"Untuk sekolah tetap daring, saya tidak akan mengizinkan sekolah untuk tatap muka," jelasnya.
Penyebaran kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Majalengka terus mengalami kenaikan.
Sehingga pihaknya berharap tidak terjadi Klaster baru pendidikan, terlebih bagi siswa Sekolah Dasar yang sangat rentan terpapar virus corona.
"Saya harap tidak ada penularan kepada peserta didik dan ini sangat rawan sekali," ucapnya.
Alasan lain ialah diberlakukannya instruksi dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, di mana Majalengka masuk ke dalam 20 daerah yang diberlakukan PSBB Proporsional.
"Semua ini dilakukan demi melihat keamanan dan keselamatan semua, kita terpaksa harus mengambil langkah ini," tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: