Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Jokowi Geram Produksi Kedelai Hingga Bawang Putih Minim, Ini Persoalannya

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-satryo-1'>AHMAD SATRYO</a>
LAPORAN: AHMAD SATRYO
  • Senin, 11 Januari 2021, 14:11 WIB
Jokowi Geram Produksi Kedelai Hingga Bawang Putih Minim, Ini Persoalannya
Presiden Joko Widodo/Repro
rmol news logo Produksi sejumlah komoditas pangan ditakar oleh Presiden Joko Widodo mengalami penurunan.

Kepala Negara menyebutkan sejumlah komoditas yang mengalami penurunan produksi adalah kedelai, jagung, gula dan hingga bawang putih.

Sebagai contoh, Jokowi menjelaskan problem produksi kedelai, yang pada beberapa minggu terakhir ini mengalami krisis karena harga kedelai yang melonjak dan berimbas kepada aksi mogok produksi tahu dan tempe.

"Karena problem dari dulu sampai sekarang adalah apa? Pertama, kedelai yang juga di Indonesia ini sudah tumbuh baik, kenapa petani kita tidak mau tanam? Karena harganya kalah dengan yang di impor," kata Jokowi dalam acara pembukaan Pembangunan Pertanian Nasional Tahun 2021, di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Senin (11/1).

"Kalau petani disuruh menjual dengan harga impor ini harga pokok produksinya enggak nutup, sehingga harus dengan (produksi) jumlah yang besar agar harganya bisa melawan yang harga impor," sambungnya.

Contoh lainnya, yang disebutkan Jokowi adalah produksi Bawang Putih. Menurutnya, dahulu komoditas ini bisa memproduksi banyak. Tapi sekarang, justru petani enggak mau tanam bawang putih, karena harganya kalah bersaing dengan yang bawang putih impor.

"Wonosobo, dulu bawang putihnya banyak. Di NTB bawang putihnya banyak. Kenapa enggak bisa di perluas dalam jumlah yang besar agar bisa melawan yang impor. Ada competitive price-nya. Kalau harga tidak kompetitf ya akan sulit kita bersaing," ungkapnya.

Oleh karena itu, Jokowi memerintahkan kepada Kementerian Pertanian (Kementan) untuk menyelesaikan persoalan tersebut dengan memperluas lahan produksi. Baik untuk komoditas kedelai, bawang putih, jagung, maupun gula.

"Sehingga sekali lagi, ini harus dibangun pada sebuah lahan yang luas. Cari lahan yang cocok untuk kedelai. Tapi jangan sehektar, dua hektar, 10 hektar. Tapi 100 ribu hektar, 300 ribu hektar, 500 ribu hektar, satu juta hektar, cari dia," tegasnya.

"Urusan jagung, cari lahan-lahan yang bisa ditanam jagung dalam skala yang luas. Ini yang akan menyelesaikan masalah," demikian Joko Widodo. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA