Alasan pembatalan itu lantaran masih merebaknya pandemi Covid-19 di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Penundaan Piala Dunia U-20 ini cukup membuat Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini kaget.
"Diundur, oh ya ta, Masyaallah.
Lak stadion rusak selak'an (stadionnya keburu rusak nanti)," kata Risma di Kafe Bober, Jemursari, Surabaya, Jumat kemarin (25/12).
Risma sedikit kecewa dengan penundaan ini. Sebab, saat menjadi Walikota Surabaya, ia sangat bersemangat merenovasi Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) serta infrastruktur sekitar pendukung event tersebut.
Namun Risma mengaku ihklas dan memaklumi penundaan tersebut demi kebaikan bersama karena masih dalam pandemi Covid-19.
"Padahal
ngebut dalan ngebut iki, iya ndak papa. Gak ada yang salah kan. Toh nanti kita kan ngadakan tahun 2023," tambahnya, dikutip dari
Kantor Berita RMOLJatim, Sabtu (26/12).
Menurut Risma jika Piala Dunia diadakan pada 2023 mendatang, maka proses renovasinya juga menjadi lebih mahal.
Mulai harga pembelian alat-alat seperti
seat (kursi) dipastikan harganya bakal naik.
Tak hanya soal renovasi stadion GBT, namun pada 2023 juga dipastikan harga tanah akses menuju stadion tersebut juga ikut mahal.
"Terus misalkan jalan. Pembebasan tanah yang jelas naik kan. Tahu enggak aku bebaskan jalan itu mulai harga Rp 2 jutaan, Rp 1,9 juta, sampai Rp 20 juta. Jadi enggak papa. Kalau uang sekarang cukup tapi kalau uang nanti mungkin agak sulit ya. Enggak papa lah.
Kadung apik iku, apik e stadiune," pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: