Aksi tersebut dilakukan untuk meminta Walikota Tangerang, Arief R. Wismansyah hadir membantu masyarakat korban penggusuran untuk mendapatkan haknya.
Dalam aksi tersebut, warga yang didominasi emak-emak tersebut sempat terlibat aksi saling dorong dengan petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Tangerang hingga pagar yang dipasang jebol.
"Kehadiran warga ke sini tak lain ingin meminta kehadiran Pemkot Tangerang, karena sampai saat ini mereka (Pemkot Tangerang-red) tidak hadir dan tidak membela untuk kepentingan warga," kata Koordinator Aksi, Saeful Basri seperti diberitakan
Kantor Berita RMOLBanten.
Puluhan warga tersebut pun membuka posko kemanusiaan yang berlokasi di depan Puspemkot Tangerang.
"Kami membuka posko selama seminggu di depan Pemkot Tangerang, dan warga sudah siap dengan segala peralatan untuk menginap. Kami ingin Pemkot Tangerang itu hadir untuk memperjuangkan warganya. Dan, jangan beralasan jika ini proyek nasional," tegasnya.
Dikatakan Saeful, warga yang kini hadir mendapat penawaran tanah (pembebasan) sebesar Rp 2 juta per meter. Namun, warga menginginkan harga Rp 7 juta per meternya.
"Saat ini hidup mereka bergantung kepada siapa? Dan, mereka tinggal tidak jelas sekarang," jelas Saeful.
Rencananya, para korban penggusaran membuka posko hingga Jumat, (18/12).
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: