"Masyarakat perlu membangun kebersamaan dengan akar budaya Indonesia yang asih, asah, dan asuh, bukan dengan '
misuh-misuh'," kata pemilik nama Tionghoa Chang I Pao ini kepada wartawan di Laras Asri Resort and Spa, Salatiga, Jumat (21/11).
Ustaz Iskandar yang saat ini menjabat Ketua Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) DPW itu, merasa malu atas tersiarnya ceramah bernada provokatif tersebut.
"Sederhana saja, setiap kebebasan jangan sampai mengganggu kebebasan pihak lain. Dan setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama menjaga keutuhan NKRI, mendukung kesejahteraan bersama dan menjaga stabilitas daerah, nasional, bahkan internasional," ungkap Ketua MTC Muslim Trade Center Jateng itu, lugas.
Hal tersebut ditegaskannya agar terjaga kedamaian bersama. Secara pribadi, dia berharap semua umat bisa berpikir dewasa dan tidak over generalisasi.
"Karena setiap orang dan setiap peristiwa ada sisi baik dan sisi buruknya," tandasnya, dikutip
Kantor Berita RMOLJateng/i>.
Iskandar yang juga Ketua Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat MUI Jateng ini menyebut, semua komponen masyarakat harus sadar bahwa kedamaian bersama hanya bisa terwujud ketika kesadaran akan mencintai dan dicintai sebagai sesama anak bangsa menjadi kekuatan sosial dalam proses pembangunan bangsa menuju Indonesia yang lebih baik.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: