Seperti dialami Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH atas nama Ibu Sauri.
Janda beranak 3 yang tinggal serumah dengan kedua orang tuanya yang sudah lanjut usia itu telah terdaftar sebagai penerima program kementerian sosial tersebut sejak tahun 2018. Tapi tidak pernah menerima bantuannya.
Kepada media, Sauri mengatakan, dirinya mendapat informasi dari pendamping PKH Pekon Waynipah, Iwan, kalau namanya terdaftar dalam database KPM-PKH lengkap dengan nomor peserta penerima dan nomor rekeningnya.
Tapi sampai sekarang, baik buku tabungan dan kartu ATM, tidak pernah diterima.
Dia menuturkan, untuk memastikan apakah nomor rekening atas namanya itu benar, dia kemudian mencoba mentransfer melalui BRI Link. Hasilnya, transfer berhasil dilakukan.
Dia juga berupaya menanyakan ke pihak Pekon Way Nipah tempat dia dan keluarganya tinggal, apakah kartu ATM beserta buku tabungannya masih ada di Pekon atau tertahan di mana, pihak Pekon akan mengupayakan.
"Saya berharap kepada Pemkab Tanggamus, dalam hal ini Dinas Sosial dapat mengupayakan agar apa yang menjadi haknya bisa diterima," harapnya, Rabu (18/11).
Kantor Berita RMOLLampung pun mencoba mengkonfirmasi pendamping PKH Kecamatan Pematang Sawa Adnan melalui telepon seluler, namun nomor yang bersangkutan tidak aktif.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
Carut marut realisasi Program Keluarga Harapan (PKH) di tingkat pekon Kabupaten Tanggamus, Lampung, masih belum menemukan titik akhir. 
.jpeg)