Dalam arahannya, Anies menekankan kepada seluruh aparat dan relawan untuk senantiasa menerapkan protokol kesehatan, mengingat pandemi Covid-19 sampai hari ini masih mewabah.
"Berikan contoh kepada saudara-saudara sebangsa bahwa di ibukota, kita melakukan ikhtiar penyelamatan dengan memperhatikan seluruh protokol kesehatan," jelas Anies Baswedan.
Orang nomor satu di Jakarta itu menjelaskan tantangan musim hujan di Jakarta bukan hanya di tengah pandemi Covid-19 yang masih terjadi, tetapi juga akibat fenomena La Nina yang mengakibatkan curah hujan di Indonesia akan meningkat signifikan.
Karena itu, Anies kembali menegaskan tiga kata kunci utama yang menjadi prinsip bagi seluruh petugas, jajaran, dan relawan untuk menghadapi musim hujan yaitu siaga, tanggap, dan galang.
"Apabila curah hujan berada di angka di atas 100 seperti pada awal tahun ini di Bulan Januari kita mengalami curah hujan sebesar 377 mm/hari. 3,7 kali lipat dari kapasitas yang dimiliki. Sehingga mau-tidak mau air akan tergenang, terjadilah banjir," jelasnya.
Anies juga menjelaskan ada tiga tantangan di Jakarta selama musim hujan. Pertama, curah hujan lokal ekstrem yang kini ditambah dengan fenomena La Niña.
Kedua, hujan yang sangat intensif di kawasan pegunungan (hulu) dan membawa air ke kawasan pesisir (hilir). Kemudian yang ketiga adalah permukaan air laut yang meningkat di kawasan yang permukaan tanahnya mengalami penurunan, sehingga terjadi banjir rob.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: