Tercatat sebanyak 20 hektare lahan sawah berisi padi siap panen terendam banjir. Lahan yang kebanjiran itu tersebar di sejumlah desa. Seperti di Simo 5 hektare, Tirak 2 hektare, Purwosari 6 hektare, Dinden 3 hektare, dan Kendung 4 hektare.
Petani terancam mengalami kerugian jika dalam waktu dua hari ke depan banjir tidak lekas surut. Sebab kondisi padi akan mengalami pembusukan.
Berdasarkan informasi dari
Kantor Berita RMOL Jatim, air bah luapan Kali Madiun terjadi sekitar pukul 03.00 WIB pada Minggu, (02/11). Genangan banjir langsung merendam dengan ketinggian rata-rata 40 centimeter di lokasi lahan padi.
"Sebisa mungkin kita panen dengan alat seadanya daripada rugi total. Ini saja sudah merugi apalagi satu atau dua hari kedepan," kata Pratiknyo salah satu petani di Desa Simo.
Sementara itu, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Ngawi, Teguh Puryadi mengatakan bahwa di daerahnya ada 30 desa dari 10 kecamatan berstatus waspada akan terjadinya banjir. Sebanyak 26 desa dari 6 kecamatan waspada banjir luapan Kali Madiun dan 4 desa dari 4 kecamatan.
Untuk mengantisipasi bencana banjir saat ini disiagakan sekitar 300 personel baik dari internal BPBD ditambah TNI dan Polri.
"Ratusan personel siaga penuh untuk mengantisipasi banjir mengingat kondisi curah hujan masih tinggi. Termasuk menyediakan 40 perahu karet dan dapur umum bila sewaktu-waktu dibutuhkan," ungkap Teguh Puryadi.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: