Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Polemik Penutupan Akses Jalan Ponpes Darul Ulum, MUI Pesawaran: Masa Sih Tak Ada Toleransi?

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Minggu, 01 November 2020, 03:35 WIB
Polemik Penutupan Akses Jalan Ponpes Darul Ulum, MUI Pesawaran: Masa Sih Tak Ada Toleransi?
Para santri Ponpes Darul Ulum membuat tangga kayu sederhana untuk memudahkan mereka keluar masuk ke dalam ponpes/RMOLLampung
rmol news logo Kasus penutupan akses jalan menuju Pondok Pesantren Darul Ulum oleh pihak Perumahan Pesawaran Residence masih belum menemukan ujung.

Hal ini membuat pihak Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Pesawaran, Lampung, turun tangan. Mereka meminta pihak Perumnas Pesawaran Residence membuka akses jalan untuk Pondes Tahfidz Quran Darul Ulum di Desa Kurungan Nyawa, Kecamatan Gedongtataan, Kabupaten Pesawaran tersebut.

"Masak sih tak ada toleransi lagi? Jika alasannya keamanan, lebih tidak aman lagi jika tidak ada anak-anak yang dididik keagamaan," kata Ketua MUI Kabupaten Pesawaran, Ustaz Endang Khaidir, Sabtu (31/10), dikutip Kantor Berita RMOLLampung.

Untuk itu, Ustaz Endang Khaidir berencana menemui Fauzan Hasan, pemilik Ponpes untuk berdiskusi dan mencari solusi terbaik sehingga permasalahan cepat selesai.

Ponpes Darul Ulum sendiri sudah dirintis Fauzan sejak tiga tahun lalu. Satu-satunya akses jelan menuju Ponpes adalah melalui komplek perumahan.

Melalui kebaikan seorang donatur, akses jalan didapat setelah dia membeli satu rumah untuk kemudian dibongkar dan dijadikan akses ke pondok.

Namun, pihak perumahan tak mengizinkan adanya akses jalan. Dengan dikawal aparat keamanan, pihak perumahan menembok kembali pagar belakang rumah sehingga akses masuk dan keluar pondok pun tertutup.

Melalui Project Manager Pesawaran Residance, Rommy Simanjuntak, pihaknya beralasan tetap mempertahankan pagar tembok perumahan sesuai site plan awal perumahan cluster yang memakai sistem satu pintu.

Akibat penutupan akses, Fauzan beserta para santri dan ustaz terpaksa membuat tangga kayu sederhana agar bisa masuk lokasi pondok pesantren sejak Jumat (30/10).

Fauzan mengungkapkan pihak perumahan membuat opini seolah-olah pembangunan pesantren merupakan kamuflase untuk pembangunan perumahan baru.

"Komplek ini tidak untuk bisnis, murni pondok pesantren tahfiz Quran. Jadi jangan buat opini saya mau buat perumahan lagi," katanya, Sabtu (31/10).

Dia masih berharap pihak perumahan terbuka hatinya untuk memberi akses bagi para santri yang ingin menimba ilmu pengetahuan sekaligus menghapal Al Quran. Apalagi, rencananya pada pekan ini proses pembelajaran di Ponpes akan dimulai. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA