Begitu disampaikan Plt Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur, Emil Dardak saat menghadiri konsolidasi internal Partai Demokrat dalam mendorong suksesnya pasangan calon Ony Anwar-Dwi Rianto Jatmiko (OK) di Pilkada Ngawi 2020.
"Sekarang tantangan politik tidak lain membangun legitimasi. Bahwasanya di hari akhir nanti penentuan pemilu ini juga suara yang dihasilkan akan semakin besar," ungkap Emil Dardak, dikutip
Kantor Berita RMOLJatim, Sabtu (24/10).
Kata dia, menguatnya legitimasi saat penjaringan calon merupakan nilai plus dari kehadiran calon yang diusung. Termasuk penyaluran aspirasi konstituen dari partai politik khususnya Partai Demokrat untuk OK.
Pesan Emil, Pilkada Ngawi harus melahirkan proses demokrasi yang berkualitas. Meski keberadaan OK sebagai paslon tunggal bukan berati diasumsikan matinya proses demokrasi itu sendiri.
Justru sebaliknya, Emil yang juga Wakil Gubernur Jawa Timur ini melihat proses penjaringan paslon yang dilakukan KPU cukup terbuka dan transparan.
"Saat konsolidasi tadi bukan kampanye saya meminta bagaimana demokrasi ini berkualitas. Walaupun di Ngawi paslonnya cuma satu bukan berati tidak ada demokrasi," terangnya.
Pilkada Ngawi tegas Emil, jika dikaitkan dengan OK sebagai paslon tunggal merupakan output proses demokrasi yang berjalan. Mengingat sebelumnya, KPU telah membuka penjaringan melalui dua kanal. Baik jalur perseorangan maupun melalui partai politik.
Dan pada akhirnya semua pihak merasa nyaman dengan kehadiran OK dan itu didasari semangat guyup rukun untuk membangun Ngawi ke depan.
"Pun, keberadaan OK harus lebih berinovasi secara solid dan lebih mengakselerasi lagi program pembangunan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat," pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: