Kendati begitu, Direktur Eksekutif Rujak Center for Urban Studies (RCUS), Elisa Sutanudjaja mengatakan, yang jadi masalah adalah di tengah masyarakat telah terbangun bahwa transportasi publik dianggap beresiko dalam penyebaran Covid-19.
"Walau sampai hari ini belum ditemukan kluster akibat transportasi publik," ujar Elisa melalui akun Twitter miliknya, Jumat (23/10).
Atas dasar hal tersebut, pengamat perkotaan ini meminta pemerintah perlu berpikir panjang soal masa depan mobilitas di kota pasca pandemi.
Selain itu, pembatasan penggunaan kendaraan pribadi untuk mengurangi kemacetan juga akan mendapat tantangan yang tidak ringan yang turut dikaitkan dengan isu pandemi.
Menurutnya, pembatasan penggunaan kendaraan bermotor hanya dapat terimplementasi dalam jangka pendek. Kemungkinan berhasilnya pun situasional.
"Lain dengan kebijakan terkait ketataruangan. Lebih fundamental, namun lebih panjang prosesnya. Keduanya bisa melengkapi," pungkasElisa.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: