Ketua Pansus Banjir DPRD DKI Jakarta Zita Anjani mengatakan banyak kesamaan antara Surabaya dan DKI Jakarta. Salah satunya adalah wilayahnya yang dekat dengan laut.
"Karena posisinya yang sama berada di tepi laut dan datarannya rendah, persis seperti Jakarta. Selain itu, kami memilih Surabaya karena 10 tahun yang lalu mereka mengalami banjir yang sangat parah," kata Zita kepada
Kantor Berita RMOLJakarta, Jumat (23/10).
Dari kunjungan tersebut, setidaknya ada lima masukan yang didapat dan akan segera dilampirkan dalam penyusunan rekomendasi.
"Satu, (jalur) pedestrian atau jalan. Ketika membuat jalan, pastikan saluran di bawah jalan yang lebih utama, agar sistem drainasenya berjalan baik. DKI belum sinkron untuk itu, masih utamakan membangun jalan, salurannya tidak diperhatikan," kata Zita Anjani.
Cara lain yakni memperhatikan kapasitas catchment (daerah tangkapan air) sesuaikan dengan saluran yang menampung agar airnya bisa disimpan dan kemudian dialirkan secara alami.
"Ketiga, air adalah anugerah dari Tuhan. Baik itu datangnya dari laut, lokal, ataupun kiriman. Pasti sulit. Makanya kita jangan hanya berdalih, kerja keras lebih baik," lanjut Zita.
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini melanjutkan, dalam menangani banjir harus ada kolaborasi antar dinas dan kesadaran warga. Ketika musim hujan, seluruh dinas harus dikerahkan, tidak hanya satu atau dua dinas saja.
Saran berikutnya adalah, sebelum air masuk kota, debitnya terlebih dahulu harus dikurangi dengan cara memastikan aliran sungai memadai.
"Apresiasi sekali untuk masukannya. Intinya, keseriusan menangani banjir adalah kunci. Jika banyak dana dan rencana tanpa eksekusi, maka DKI akan tetap sama ceritanya setiap awal tahun, banjir," pungkas Zita.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: