Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Guru Hanya Andalkan Tugas, 90 Persen Siswa Di Bandung Bosan Dengan PJJ

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Kamis, 22 Oktober 2020, 16:04 WIB
Guru Hanya Andalkan Tugas, 90 Persen Siswa Di Bandung Bosan Dengan PJJ
Kepala Seksi Kurikulum Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung, Bambang Arianto/RMOLJabar
rmol news logo Proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang dijalankan para peserta didik di Indonesia saat ini telah memicu kebosanan. Setidaknya hal ini ditunjukkan oleh sebagian besar para pelajar yang ada di Kota Bandung.

Kepala Seksi Kurikulum Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung, Bambang Arianto mengatakan, pihaknya telah melakukan kajian terhadap Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang diberikan selama ini. Hasilnya, ditemukan fakta bahwa peserta didik di Kota Bandung merasa bosan dengan PJJ tersebut.

"Kami telah melakukan survei kepada 4.000 siswa. Hasilnya, 90 persen mereka menyatakan bosan, karena kebanyakan guru hanya mengandalkan tugas," kata Bambang di Balaikota Bandung, Kamis (22/10).

Selain masalah tersebut, partisipasi orang tua peserta didik juga terlihat tidak signifikan.

"Dari kajian, memang ditemukan para orang tua itu kesulitan, karena mereka tidak memahami beberapa kendala yang dihadapi peserta didik," tambahnya, dikutip Kantor Berita RMOLJabar.

Saat ini, lanjut Bambang, Pemkot Bandung telah menyediakan dan mengembangkan layanan pembelajaran yang lebih inovatif. Pasalnya, melalui media yang dirancang, peserta didik dapat menyaksikan para pendidik dalam memberikan penjelasan materi pembelajaran.

"Ini kaya mereka nonton televisi, sepertinya ini lebih baik. Jadi mereka bisa menyaksikan lansung penjelasan dari guru, lalu ini pengajarnya dari lokal. Jadi kangen mereka juga terobati, antusias belajarnya mudah-mudahan meningkat," lanjutnya.

Bambang juga mengungkapkan, ke depan para peserta didik memiliki beberapa opsi dalam mengikuti PJJ.

"PJJ dengan Chanel Bandung 132 ini enggak bayar. Mereka tinggal datang di waktu pelajaran yang telah diatur jadi enggak pakai kuota. Lalu yang mau pakai gawai juga bisa, nanti ada juga opsi tinggal beri alat pendukungnya berupa decorder dan parabola, jadi bisa belajar di rumah," pungkasnya.

Untuk diketahui, Pemerintah Kota Bandung telah melakukan kerja sama dengan komunitas Bandung Economic Empowerment Center (BEEC) beberapa waktu lalu.

Pemkot mengklaim kerja sama ini memberikan terobosan baru dalam menyelenggarakan pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Salah satunya dengan layanan pembelajaran seolah tatap muka antara peserta didik dengan guru mereka. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA