Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Gelar Unjuk Rasa, Pelajar Di Semarang Tolak Aksi Anarkis

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Senin, 19 Oktober 2020, 15:20 WIB
Gelar Unjuk Rasa, Pelajar Di Semarang Tolak Aksi Anarkis
Aksi damai pelajar di Kota Semarang menolak aksi anarkis yang terjadi belakangan ini/RMOLJateng
rmol news logo Pelajar SMAN 5 dan SMAN 3 Kota Semarang menggelar aksi unjuk rasa, Senin (19/10). Kali ini, aksi damai yang dilakukan di sekolah masing-masing itu adalah untuk mengritisi tindakan anarkisme dalam demo-demo yang terjadi sebelumnya.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Ketua OSIS SMAN 5 Semarang, Muhammad Raffly Adrian P mengatakan, kegiatan yang digelar di halaman sekolah itu dilakukan untuk menghindari aksi atau demo yang anarkis. Ia menyebut sebagai pelajar boleh kritis tetapi tidak anarkis.

"Hari ini kami mengadakan bakti sosial untuk warga yang kurang mampu, di sini kami berniat baik karena kami juga menghindari demo yang anarkis. Kami juga peduli sesama warga SMALA," kata Raffly, Senin (19/10).

Kepala Sekolah SMAN 5 Semarang, Siswanto, menyatakan aksi para pelajar itu sangat luar biasa. Selain bakti sosial, mereka juga mendeklarasikan diri sebagai pelajar yang tidak suka terlibat dengan demo yang anarkis.

"Mereka meminta izin ke sekolah untuk melakukan aksi bakti sosial dan mereka buktikan. Semoga mereka menginspirasi pelajar lain untuk tidak terlibat tindakan atau kegiatan yang tidak bermanfaat," ucapnya, dikutip Kantor Berita RMOLJateng.

Sementara itu, Ketua OSIS SMAN 3 Semarang, Latifatul Chairiyah mengatakan, kegiatan tersebut merupakan inisiatif para pelajar. Menurutnya, demo-demo yang marak di Kota Semarang saat ini kurang tepat sasaran apabila melibatkan pelajar SMA.

"Kami ingin mengajak seluruh siswa-siswi SMAN 3 Semarang untuk menyampaikan pendapat dan aspirasinya dengan cara yang lebih demokratis, benar, dan tidak anarkis seperti yang marak seperti saat ini," kata Latifatul.

Dia berharap pelajar harus lebih bijak lagi dalam memilih platform untuk menyampaikan pendapat. Apalagi sebagai pelajar SMA yang masih di bawah lindungan dan naungan dari Komisi Perlindungan Anak hendaknya lebih berhati-hati.

"Demo saat ini belum menjadi kewajiban dari siswa-siswi SMA. Kita masih memiliki banyak tempat untuk menyalurkan aspirasi, seperti melalui esai atau blog. Demo itu sendiri juga selain kita tidak boleh juga berbahaya bagi siswa-siswi SMA," katanya.

Selain deklarasi cinta damai, aksi juga diwarnai dengan bakti sosial kepada pelajar kurang mampu dan warga sekitar yang terdampak Covid-19. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA