Berbeda dengan aksi demo para buruh yang menolak Omnibus Law, para seniman dari kelompok Masyarakat Jaran Kepang Semarang Serasi asal Kabupaten Semarang ini turun ke jalan untuk menyatakan penolakan terhadap tindakan unjuk rasa yang anarkis.
Mereka menggelar aksi damai di kawasan Taman Indonesia Kaya, Semarang. Sedikitnya 20 seniman melakukan long march dari Taman Indonesia Kaya ke Simpang Lima, kemudian berlanjut ke depan Kantor DPRD Jateng.
Koordinator aksi, Bowo Sulaksono mengatakan, aksi ini merupakan bentuk penolakan terhadap tindakan kekerasan yang terjadi dalam demonstrasi belakangan ini.
"Kami melakukan aksi damai, menolak kekerasan, dan menolak anarkisme. Kita semua masyarakat Kota Semarang untuk bersama menjaga kota kita,†kata Bowo, Kamis (15/10).
Selain itu, menurut Bowo, aksi tersebut juga bertujuan untuk melakukan Ruwatan terhadap gerbang kantor DPRD Jawa Tengah.
Tujuannya, untuk membuka jalan kepada masyarakat supaya tidak gegabah melakukan hal-hal yang tidak perlu.
"Terutama anarki ataupun kerusuhan. Karena semua bisa dilakukan secara rembug atau musyawarah,†tegasnya.
Bowo menambahkan, aksi ini juga sebagai upaya agar pemerintah dan anggota dewan memperhatikan nasib para seniman yang kehilangan order manggung di tengah pandemi.
Dia mencurahkan keluhan tersebut karena sejumlah seniman pernah dibubarkan oleh Satgas Covid-19 saat akan pentas.
"Karena pandemi belum selesai sudah ada kerusuhan-kerusuhan, sedangkan kami para seniman sangat terdampak dan tidak bisa pentas sejak Maret,†keluh Bowo.
Dalam pantauan
Kantor Berita RMOLJateng, para seniman yang jadi peserta aksi membentuk barisan dan melakukan pementasan tarian jaran kepang. Aksi didahului dengan penaburan bunga di atas spanduk hitam bertuliskan ‘Ojo Gawe Bubrah Jawa Tengah’.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: