Jumlah kredit yang tersalurkan tersebut naik dibandingkan dengan penyaluran kredit tahun lalu sekitar Rp 48,593 triliun, sementara untuk laba sudah menyamai pencapaian tahun 2019 lalu.
Kredit Bank Jateng sampai dengan September masih tumbuh 3,89 persen secara year on year. Itu menunjukkan sistem dan mesin produksi sudah mapan. Efisiensi biaya operasional juga menyumbang perolehan laba," ujar Direktur Utama Bank Jateng, Supriyatno, di kantornya, Jumat (2/10) seperti diberitakan
Kantor Berita RMOLJateng.
Tak hanya itu, Bank Jateng juga mencatatkan pertumbuhan aset mencapai Rp 86,297 triliun. Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) Bank Jateng mencapai Rp 70,148 triliun, atau tumbuh 12,3 persen dibanding tahun 2019, yakni Rp 62,445 triliun.
Meski demikian, uintuk non performing loan (NPL) Bank Jateng mengalami kenaikan hingga 3,78 persen atau setara Rp 1,809 triliun. Namun, kondisi ini masih terbilang sehat jika mengacu regulasi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menetapkan batas maksimal NPL 5 persen.
Supriyatno menambahkan pada masa Covid-19, Bank Jateng juga melakukan restrukturisasi kredit bagi debitur yang terdampak. Data per September 2020 tercatat sudah ada 16.048 nasabah yang dilakukan restrukturisasi senilai Rp 5 triliun.
"Bagi kami saat ini karakter masyarakat, khususnya masyarakat milenial cenderung lebih memilih layanan perbankan yang mudah dan cepat untuk pengembangan teknologi informasi," tandas Supriyatno.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: