Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tidak Menyerah Dengan Corona, Sulawesi Utara Terus Genjot Ekspor Komoditas Andalan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/idham-anhari-1'>IDHAM ANHARI</a>
LAPORAN: IDHAM ANHARI
  • Kamis, 01 Oktober 2020, 15:17 WIB
Tidak Menyerah Dengan Corona, Sulawesi Utara Terus Genjot Ekspor Komoditas Andalan
Olly Dondokambet saat melepas ekspor komoditas Sulut kelombang pertama/Net
rmol news logo Pandemi virus corona baru (Covid-19) yang menghantam multisektor harus disiasati dengan berbagai terobosan. Di Sulawesi Utara, gebrakan ekspor komoditas andalan daerah terus dilakukan.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Setelah produk ikan tuna, kini komoditas ikan nila dan rempah Sulut berhasil menembus pasar Jepang.

Olly Dondokambey yang saat ini sebagai Gubernur Sulut nonaktif karena mengikuti pilkada 2020, terus memantau ekspor komoditas di Sulut.

"Saya mendapat kabar kalau penerbangan kedua tadi malam sudah mengangkut rempah dan ikan nila. Ini sangat baik dan menjanjikan untuk petani kita. Kita memang tidak menyerah saat pandemi dan terus menggenjot ekspor," kata dia, Kamis (1/10).

Ekspor dengan penerbangan langsung (direct call) menggunakan pesawat Garuda dari Bandara Sam Ratulangi Manado ke Bandara Narita Jepang pertama kali dilepas Olly pada 23 September 2020. Penerbangan kargo pertama itu menjadi kado di Hari Ulang Tahun (HUT) ke-56 Sulut.

Produk rempah-rempah sebagai kekayaan alam khas nusantara ternyata mulai mendapat permintaan banyak dari Jepang. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Tineke Adam mengatakan ekspor akan terus dilakukan.

"Ya memang kita lanjut terus. Kali ini lebih menjanjikan karena sudah masuk ke komoditas lain yakni ikan nila dan rempah. Sejak dilaunching Pak Gubernur Olly minggu lalu, ternyata animo makin besar memanfaatkan penerbangan langsung ini," kata Tineke.

Ekspor kali ini mencapai total 13,572 ton yang umumnya adalah ikan tuna. Menariknya, dari sampel 100 kilogram ikan nila pada pengiriman pertama, kini melonjak menjadi 200 kilogram dan diharapkan terus meningkat.

Tineke menjelaskan, ekspor dengan penerbangan langsung dari Manado ke Jepang ini membuka lembaran kemajuan baru bagi perekonomian Sulut. Sebab aneka komoditas unggulan daerah bisa diserap di pasar internasional, khususnya Jepang.

Dalam daftar ekspor langsung dari Sulut ke Jepang itu, ada ikan tuna, lobster 20 kilogram, nila 200 kilogram, serta sampel Pertanian 90 kilogram.

"Ada tambahan yang lain juga khusus nila beku yang bertambah. Kalau minggu lalu baru 100 kilogram, sekarang permintaannya sudah naik," ujarnya.

Olly disebut terus mendorong agar semua komoditas pertanian dan perikanan dapat diterima di pasar Jepang. Pemerintah Provinsi Sulut berupaya mengoptimalkan serta memfasilitasi para eksportir di Bumi Nyiur Melambai.

Salah satu eksportir, Flory Sumerah berterima kasih atas terobosan direct call ekspor ini, apalagi terobosan ini dilakukan di tengah pandemi. Menurutnya terobosan yang dilakukan membuka peluang bagi eksportir tetap bertahan, bahkan mendapatkan peluang baru.

"Saya sangat berterima kasih kepada pemerintahan Olly Dondokambey dan Steven Kandouw karena sudah menciptakan iklim berbisnis yang sangat baik, sehingga peluang usaha terbuka dan memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarkat," tutur pemilih usaha CV Rengas Jaya tersebut.

Harapan sama datang dari Raifel Wowiling, petani nila di Kawiley Kecamatan Kauditan, Minahasa Utara, Sulut. Sebagai petani nila, Raifel senang karena ada harapan di tengah situasi pandemi ini. Sebab selama pandemi, petani nilai mengalami dilema.

"Kami dilema, karena ikan nila harus diberi makan terus, tetapi sulit dipasarkan karena harganya murah. Dengan adanya peluang ekspor ini, kami tentu sangat berterima kasih ke bapak Gubernur Olly yang sudah mendengarkan jeritan hati kami," tutur Raifel. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA