Sekretaris Ditjen Bimas Islam, M. Fuad Nasar mengatakan optimismenya itu, dikarenakan Indonesia memiliki bekal yang mendasarinya.
“Indonesia bisa menjadi pusat ekonomi syariah. Pertama, karena Indonesia mempunyai penduduk muslim terbesar di dunia. Kedua, Indonesia juga memiliki tingkat keterdermawanan tertinggi," ujarnya dalam acara 'Dialog Isu-isu Kebimasislaman Dengan Praktisi Media', di Sentul Bogor, Senin (21/9).
"Indonesia juga memiliki lembaga filantropi yang mengelola zakat wakaf mungkin terbanyak di dunia,†lanjutnya.
Ia menyebutkan bahwa ekonomi syariah terbuka bagi semua kalangan dan memiliki manfaat yang luas, tidak hanya untuk Muslim tapi untuk semua kalangan yang menghendaki kehidupan ekonomi anti diskriminasi.
“Dalam Islam antara ekonomi komersial dan sosial itu tidak boleh terpisah tapi saling mendukung," kata Fuad. Orang dalam mengejar kekayaan, mencapai keuntungan, tidak boleh meninggalkan misi hidupnya yaitu menolong orang lain,†tuturnya.
“Itulah yang membedakan moral ekonomi dalam agama Islam. Nilai pokok dalam Islam adalah keadilan,†sambung Fuad.
Keadilan ini menjadi spirit ekonomi Islam, bahwa harta tidak hanya berkutat pada orang kaya tapi harta yang punya fungsi sosial, ujar Fuad.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: