"Saat suasana seperti ini saya yakin para pendiri bangsa Indonesia, tidak mikir urusan politik. Saat membantu tidak bertanya agamamu apa, RASmu dari mana,†ujar Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo seperti diberitakan
Kantor Berita RMOLJateng, Minggu (13/9).
Dia menilai sosok Gus Dur adalah jembatan penghubung sekaligus lem yang merekatkan. Gus Dur juga dipandang mampu melegakan semua orang.
"Adem, tenang, ora rebutan adalah nilai-nilai yang luar biasa. Tidak perlu mengibarkan bendera Merah Putih tanpa teriak, atau mengucapkan Bhineka tanpa teriak-teriak. Semua tampak asyik-asyik saja,†paparnya.
Sementara itu, putri Gus Dur Anita Wahid mewakili keluarga mengungkapkan kebanggaan terhadap apresiasi tersebut.
"Pecutan buat kami untuk meneruskan semua nilai beliau. Kontribusi dari berbagai kalangan merasa terhormat. Sosok Gus Dur dibuatkan disemati status sebagai bapak Tionghoa seperti pembela utama memperjuangkan nasib-nasib teman Tionghoa,†katanya.
Namun begitu, dia menilai ada kesalahpahaman di tengah masyakarakat. Mendiang Gus Gur bukan membela minoritas, bukan RAS atau agama melainkan sebuah entitas sebagai manusia.
"Manusia yang ditindas. Tanpa itu tidak bisa merasakan keadilan yang hakiki,†pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: