Hal tersebut memacu Pemprov DKI Jakarta untuk mengubah Jakarta sebagai Digital Driven City alias Kota Digital. Caranya dengan mengubah proses tata kelola pemerintahan, pelayanan publik, serta cara berinteraksi dan berkomunikasi warga melalui versi digital.
"Tantangan untuk menjadikan Kota Jakarta sebagai Digital Driven City adalah kemampuan untuk menciptakan interaksi dan komunikasi berbasis internet," ujar Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Kominfotik) Provinsi DKI Jakarta, Atika Nur Rahmania saat peluncuran JakWIFI di Balaikota DKI Jakarta, Jumat (28/9).
Oleh karena itu, Atika melanjutkan, dibutuhkan strategi jangka pendek maupun jangka panjang yang tepat untuk dapat menyediakan akses internet di Jakarta hingga 100 persen.
Selain itu, Pemprov DKI Jakarta juga terus membangun kolaborasi dengan semua pihak dan memastikan skema yang tepat untuk mengatasi permasalahan ketimpangan dalam penyediaan akses internet tersebut.
JakWIFI sendiri merupakan program peningkatan kualitas pelayanan publik melalui penyediaan Wifi gratis di daerah-daerah yang tidak terjangkau layanan internet gratis, tersebar di 5 wilayah kota dan 1 kabupaten administrasi.
Lebih lanjut, Atika menuturkan, dalam pelaksanaannya, Dinas Kominfotik Provinsi DKI Jakarta telah menyusun panduan spesifikasi teknis minimum yang harus dipenuhi para kolaborator serta penyedia jasa internet yang bekerja sama dengan Pemprov DKI Jakarta.
"Harapan kami, semoga penyediaan akses internet gratis bagi warga melalui Program Internet Untuk Semua - JakWIFI ini bisa menjadi langkah awal dalam hal akselerasi transformasi digital warga Jakarta sebagai respon untuk mengoptimalkan kesempatan di tengah menghadapi pandemik Covid-19," jelasnya.
"Langkah ini juga diharapkan dapat menjadi akselarator untuk menjadikan Jakarta sebagai Digital Driven City," tutup anak buah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan itu.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: