Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ekspansi Kebun Sawit Mengancam Ketersediaan Pangan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/diki-trianto-1'>DIKI TRIANTO</a>
LAPORAN: DIKI TRIANTO
  • Rabu, 26 Agustus 2020, 22:54 WIB
Ekspansi Kebun Sawit Mengancam Ketersediaan Pangan
Ilustrasi perkebunan sawit di Aceh/net
rmol news logo Peralihan lahan pertanian menjadi perkebunan sawit dinilai mengancam ketersediaan pangan di Indonesia, tak terkecuali Aceh.

Menurut Kepala Program Dinamika Ekologi, Kependudukan, dan Agraria Institut Pertanian Bogor, M. Shohibuddin, saat ini terjadi penurunan produksi pangan.

“Penurunannya 70 persen pada 2003. Dan rata-rata 40-an persen pada 2011,” kata Shohibuddin dilansir Kantor Berita RMOLAceh, Rabu (26/8).

Fenomena mengganti lahan persawahan menjadi lawan perkebunan sawit terjadi di Aceh usai kondisi Aceh damai. Aceh juga dihadapkan pada proses konversi lahan dari hutan menjadi nonhutan. Rata-rata, jelas Shohibuddin, kawasan hutan berubah menjadi kawasan tambang, perkebunan sawit, dan permukinan.

Padahal, menurut Shohibuddin, mencetak sawah membutuhkan investasi besar. Namun hal tersebut tidak dilakukan oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan masyarakat sulit mengakses lahan pertanian di kalangan rakyat.

Hal ini ditandai dengan semakin berkurangnya jumlah petani. Data menunjukkan antara 2003 sampai dengan 2013, lima juta kepala rumah tangga beralih profesi.

“Yang tersisa juga semakin timpang. Ini juga menjadi masalah. Banyak tidak ada lagi lahan pertanian dan hal tersebut menjadikan krisis agraria,” urai Shohibuddin.

Ia melanjutkan, mereka yang mempertahankan lahan juga kesulitan karena lahan sempit dan mengalami banyak permasalahan untuk menggarap. Hingga pada akhirnya, mereka memutuskan untuk menjual lahan tersebut.

Sayangnya, kata Shohibuddin, pemerintah justru menjanjikan reformasi agraria di atas 4,5 juta hektare yang berasal dari kawasan hutan. Termasuk 20-an juta untuk perhutanan sosial. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA