Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Belanja Daerah Masih Minim, Jokowi: Hati-hati, Jangan Sampai Ada Yang Nge-Rem

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Kamis, 16 Juli 2020, 18:26 WIB
Belanja Daerah Masih Minim, Jokowi: Hati-hati, Jangan Sampai Ada Yang <i>Nge</i>-Rem
Presiden Joko Widodo/Net
rmol news logo Presiden Joko Widodo menyoroti rendahnya realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk provinsi. Padahal, di tengah pandemik Covid-19, belanja daerah menjadi satu-satunya yang diharapkan untuk menggerakan roda perekonomian.

"Perlu saya ingatkan, uang Pemda yang ada di bank itu masih Rp 170 triliun, guede sekali ini," tekan Jokowi saat memberikan pengarahan kepada gubernur di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (15/7).

Mengutip transkrip pidato Jokowi dari laman Setkab pada Kamis (16/7), tidak ada provinsi yang menyerap di atas 50 persen APBD. Tertinggi adalah DKI Jakarta dengan 45 persen dan terendah adalah Sumatera Selatan dengan 16 persen.

Sementara terkait belanja modal, Jokowi memberikan peringatan pada sejumlah gubernur.

"Sumatera Selatan, hati-hati, masih 1,4 (persen), ini sudah bulan Juli, belanja modalnya. Sulawesi Tenggara, belanja modal 5,6 (persen). Papua, 4,8 (persen). Maluku Utara, 10,3 (persen). NTT, 19,6 (persen) ini belanja modal. Kalimantan Barat, 5,5 persen, belanja modal. Aceh, 8,9 (persen)," sebut Jokowi.

"Masih rendah-rendah sekali, hati-hati," imbau Jokowi.

Presiden mengatakan, jika ekonomi daerah ingin cepat pulih, maka realisasi belanja pun harus dipercepat. Tidak boleh ditunda karena saat ini negara tidak bisa mengharapkan investasi.

"Oleh sebab itu, jangan sampai ada yang nge-rem," tegasnya.

Berdasarkan perkiraan dari Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk kuartal kedua 2020 akan berada di angka minus 6 sampai 7,6 persen.

Sementara Bank Dunia memperkirakan minus 5 persen dan IMF (International Monetary Fund) memproyeksikan minus 2,5 persen.

Pemerintah sendiri memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kuartal kedua bisa mencapai minus 4,3 persen. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA