Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Imbas Pandemik Corona, Pemprov Jabar Turunkan Target Kunjungan Wisatawan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/angga-ulung-tranggana-1'>ANGGA ULUNG TRANGGANA</a>
LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA
  • Rabu, 15 Juli 2020, 02:54 WIB
Imbas Pandemik Corona, Pemprov Jabar Turunkan Target Kunjungan Wisatawan
Kepala Disparbud Jawa Barat, Dedi Taufik Kurohman/RMOLJabar
rmol news logo Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat, Dedi Taufik Kurohman menyebutkan, pandemik global virus corona baru (Covid-19) turut berdampak pada sektor pariwisata Jabar.

Untuk itu, pihaknya menurunkan target kontribusi pariwisata terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jabar di 2020.

Salah satu faktor merujuk turunnya kunjungan wisatawan baik nusantara maupun mancanegara di Jabar tahun ini. Selain itu, Jabar tidak masuk dalam tujuh destinasi wisata yang didorong Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia sebagai daerah tujuan perjalanan dinas PNS guna menggenjot ekonomi nasional.

Perekonomian tujuh destinasi wisata yang didorong melalui opsi perjalanan dinas kementerian/lembaga negara itu yakni Banyuwangi, Bali, Borobudur, Danau Toba, Kepulauan Riau, Labuan Bajo, dan Mandalika.

“Terdapat penurunan kunjungan wisatawan ke Jabar dengan adanya pandemik Covid-19. Di 2019, kunjungan wisatawan melebihi target. Wisatawan mancanegara dari target 1,8 juta mencapai 2,2 juta. Kemudian untuk wisatawan nusantara dari target 48 juta mencapai 62 juta,” ucap Dedi saat, di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (14/7) seperti dikutip Kantor Berita RMOLJabar.

Sementara itu di tahun 2020 hingga Juni, kata Dedi, terdapat penurunan kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) dan wisatawan mancanegara (wisman).

Berdasarkan data Disparbud Jabar, sejak awal tahun hingga pariwisata masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) dibuka mulai Juni lalu, total kunjungan wisatawan di Jabar baru mencapai 19.908.914 wisnus dan 30.838 wisman.

“Dengan adanya penurunan realisasi tersebut, kita melakukan penyesuaian target kunjungan pada tahun 2020 baik wisnus maupun wisman,” ungkapnya.

“Maka untuk realisasi kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB Jabar dari 2,94 persen atau Rp 62,48 triliun pada 2019 berdasarkan hitungan kami akan turun di 1,61 sampai 1,75 persen,” tambahnya.

Target rasional tersebut pun, lanjut Dedi, sudah berubah dari target awal realisasi kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB Jabar di 2020 sebesar 3,01 hingga 3,15 persen.

Maka untuk mempercepat pemulihan ekonomi di sektor pariwisata, Disparbud Jabar mendorong berbagai program salah satunya Smilling West Java AKB Great Sale mulai 1 Juli sampai 31 Agustus 2020.

“Hal ini bertujuan untuk kembali menggeliatkan perekonomian industri pariwisata Jabar dengan menyesuaikan AKB. Program Smiling West Java AKB Great Sale sampai 31 Agustus ini memang ada keunikan, jadi kita pesan tiket hari ini bisa menikmati nanti di Desember,” katanya.

“Jadi dari Juni sampai Desember ini adalah recovery pariwisata. Untuk normalisasi, kita mencoba di 2021. Dan ini perlu ada percepatan-percepatan, terutama berkaitan promosi konektivitas dari semua lini mulai hotel, restoran, kuliner, hingga tempat destinasi yang perlu kita kolaborasikan bersama,” sambungnya.

Adapun Disparbud Jabar tetap berpedoman kepada Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Peraturan Gubernur Jabar dalam membuat Surat Edaran Disparbud Jabar untuk pelaksanaan pembukaan pariwisata di masing-masing kabupaten/kota di masa AKB.

“Intinya, kita siap menerima kunjungan wisatawan ke Provinsi Jabar. Ini dilakukan bertahap, tahapan pertama itu kami memfokuskan kepada pasar domestik yang berasal dari Jabar,” tuturnya.

“Pangandaran dibuka secara bertahap dimulai sejak 5 Juni. Kemudian Kabupaten Bandung Barat terutama Kawasan Bandung Utara dibuka tanggal 13 Juni. Untuk kawasan Puncak Bogor dibuka 26 Juni,” tandasnya.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA