Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Seniman Minta Pelonggaran, Pemkab Pati Tetap Tegas Belum Beri Izin Pementasan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Jumat, 10 Juli 2020, 11:30 WIB
Seniman Minta Pelonggaran, Pemkab Pati Tetap Tegas Belum Beri Izin Pementasan
Bupati Pati, Haryanto, meminta para seniman untuk bersabar hingga kasus Covid-19 mulai mereda/RMOLJateng
rmol news logo Keinginan para seniman di Kabupaten Pati untuk bisa segera kembali mentas demi mendapat pemasukan yang menurun akibat pandemik Covid-19 tak bisa terwujud pada saat ini.

Pemerintah Kabupaten Pati menegaskan, para seniman belum diizinkan melakukan pentas yang berpotensi menimbulkan kerumuman, sampai situasi Covid-19 mereda. Hal ini diungkapkan Bupati Pati Haryanto, Jumat (10/7).

"Jika situasi sudah aman pasti pagelaran pentas seni akan kembali kami izinkan. Tapi sekarang belum," katanya, dilansir Kantor Berita RMOLJateng.

Pernyataan ini ditegaskan Pemkab untuk merespons aksi unjuk rasa yang dilakukan ratusan seniman Pati pada Kamis kemarin (9/7). Para seniman Pati meminta kelonggaran penyelenggaraan pentas panggung di wilayah Pati yang berzona hijau.

Bupati juga meyakinkan bahwa keputusan ini terpaksa ia ambil demi kebaikan seluruh warga masyarakat Kabupaten Pati. Termasuk demi kebaikan para seniman Pati itu sendiri.

"Tidak perlu didemo pun kalau situasi sudah kondusif, dan sebaran Corona di Pati dan daerah-daerah sekitarnya menurun, pasti akan kami izinkan. Jadi mohon bersabar demi kebaikan bersama," pintanya.

Apalagi, menurut Haryanto, dari hasil rapid test acak terhadap 20 seniman Pati yang unjuk rasa kemarin, ada dua orang yang reaktif.

"Setelah 20 peserta demo kami rapid ternyata ada dua yang reaktif. Satu seniman yang reaktif berasal dari Tayu dan satunya lagi dari Juwana," terangnya.

Kedua seniman Pati ini, kini sudah dikarantina di Hotel Kencana untuk kemudian dilakukan swab test. Hal itu pula yang kemudian menjadikan Bupati semakin tegas untuk menunda izin pertunjukan seni di masa pandemik, yang berpotensi menimbulkan kerumunan massa.

"Baru di-rapid secara acak 20 orang saja, sudah ada dua orang yang reaktif, bayangkan kalau ada hiburan panggung terbuka. Kami khawatir justru akan muncul klaster-klaster baru," tandas Haryanto. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA