Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

PT KCI Perlu Tambah Perjalanan KRL untuk Cegah Penumpukan Penumpang Di Stasiun

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-kiflan-wakik-1'>AHMAD KIFLAN WAKIK</a>
LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK
  • Jumat, 10 Juli 2020, 06:13 WIB
PT KCI Perlu Tambah Perjalanan KRL untuk Cegah Penumpukan Penumpang Di Stasiun
Kereta rel listrik/Net
rmol news logo PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), seharusnya tidak membiarkan terjadinya antrian yang panjang penumpang di stasiun.

Mantan Anggota Komisi V DPR RI yang membidangi persoalan perhubungan, Alex Indra Lukman, meminta PT KCI sebagai pengelola kereta rel listrik (KRL) untuk membenahi terjadinya antrian tersebut.

Alex memahami bahwa antrian tersebut merupakan konsekuensi protokol jaga jarak fisik pandemik Covid-19. Tetapi, PT KCI tetap harus memberikan solusi.

“Mengatur jumlah penumpang dalam satu gerbong dengan mengacu physical distancing, berkonsekwensi pada penumpukan penumpang di stasiun. Agar stasiun tidak dijubeli calon penumpang, pengelola KRL semestinya menambah volume jadwal keberangkatan setiap harinya,” ungkap Alex dalam keterangannya, Kamis (9/7/2020).

Pernyataan Alex ini menyikapi pernyataan VP Corporate Communications PT KCI, Anne Purba yang mengatakan, ada peningkatan jumlah penumpang KRL sebesar enam persen dalam sepekan terakhir.
 
“Jumlah pengguna KRL pada Senin (6/7) itu, tercatat sebanyak 419.292 pengguna. Sementara, pengguna KRL pada Senin pekan sebelumnya (29/6) sebesar 393.498 pengguna,” kata Anne.

Menurut Alex, menjaga jarak fisik serta protokol kesehatan lainnya pada masa new normal ini, tetap harus dijalankan secara ketat. Karena bertujuan, memutus rantai penyebaran Covid-19.
 
Selain itu, sambung Ketua DPD PDIP Sumatera Barat ini, pengaturan ulang jadwal keberangkatan atau kedatangan KRL perlu ditata ulang. Terutama, di stasiun-stasiun dengan volume penumpang besar seperti Kota Bogor dan Serpong.

“Membiarkan terjadinya penumpukan penumpang di stasiun, menandakan pengelola KRL tidak sensitif dengan keadaan,” terangnya.  

“Sebagai pelayan masyarakat di sektor transportasi publik, tidak bisa pengelola hanya sekadar mengimbau warga agar tidak berpergian pada jam sibuk. Pengelola harus melayani masyarakat, dengan tetap mengacu protokol kesehatan,” tegasnya.

Selain itu, Alex mengingatkan pengelola KRL, untuk makin mengintensifkan sosialisasi pelaksanaan protokol kesehatan terkait virus corona pada pengguna jasa.

Termasuk juga, terus menambah fasilitas cuci tangan di tempat strategis di stasiun. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA