Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dinyatakan Sembuh, ASN Pasaman Ini Berbagi Kisah Inspirasi Berjuang Melawan Corona

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/faisal-aristama-1'>FAISAL ARISTAMA</a>
LAPORAN: FAISAL ARISTAMA
  • Selasa, 07 Juli 2020, 15:36 WIB
Dinyatakan Sembuh, ASN Pasaman Ini Berbagi Kisah Inspirasi Berjuang Melawan Corona
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Latihan Kerja (BLK) Lubuksikaping, Haryadi/Net
rmol news logo Seorang ASN di Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, Haryadi kini sudah menjalani hari-harinya seperti biasa, setelah dinyatakan pulih dari infeksi virus corona baru atau Covid-19, Miggu (5/7).

Sebelumnya, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Latihan Kerja (BLK) Lubuksikaping itu dinyatakan positif terinfeksi virus corona setelah mengikuti test Swab di Puskesmas Sundatar pada 18 Juni 2020, saat dirinya hendak berangkat ke Jakarta untuk menemui keluarga. Saat itu, Sumbar tengah memberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Namun, harapan Haryadi untuk menemui anak dan istri di Jakarta pupus setelah tiga hari kemudian, 21 Juni 2020, dia dinyatakan positif virus corona, dan harus isolasi atau karantina.

Sebagai pasien terinfeksi Covid-19, sejak hasil Swab pertama, Haryadi menjalani pengobatan dan karantina/isolasi mandiri selama 20 hari. Selasa pagi (6/7), kepada media dia memberikan kesaksian tentang perjuangan untuk sembuh dari virus mematikan tersebut.

"Total, saya dirawat di rumah melakukan karantina mandiri selama 18 hari. Dan, hari ini adalah hari kedua saya setelah dinyatakan sembuh. Dengan segala perjuangan dan penuh cobaan, serta doa semua pihak, alhamdulillah saya dinyatakan sehat," kata Haryadi dengan penuh semangat.

Namun, meski dinyatakan telah pulih, pria 37 tahun itu mengatakan, kondisi tubuhnya kini masih dalam masa perbaikan.

"Sesuai saran teman-teman dari kesehatan saya tetap harus menjaga pola hidup sehat dahulu, memang kata dokter, butuh waktu satu minggu untuk penyesuaian kembali," ujar Haryadi.

Pada hari pertama isolasi, Haryadi mengaku tidak merasakan sakit apa-apa, begitu juga hari kedua dan ke tiga, namun di atas hari ketiga Haryadi mulai merasakan di dada seperti ada gangguan.

"Ini ternyata virusnya gumam saya dalam hati, namun kontan saat itu juga saya tak menyerah dan mengalihkan perhatian dan tak mau memikirkan," ceritanya.

Menurut Haryadi, memang agak sulit, pola penanganan Covid 19 yang harus dijalani sendirian karena bahaya persebarannya yang cepat. Kondisi ini juga yang menjadi tantangan sendiri menurut Haryadi, sebab butuh pengalihan pikiran.

"Ya, saya mulai merasakan jika ada gangguan, saya alihin saja dengan aktifitas di rumah, mulai dari memasak, olahraga hingga membaca baca artikel," jelas Haryadi yang semasa mahasiswa adalah aktivis.

Begitu memasuki pekan kedua, masih cerita Haryadi, itu adalah puncak corona menyerang dirinya. Bahkan dia merasakan hal-hal baru yang belum pernah dirasakan sebelumnya.

"Saya hitung betul itu, Kamis (25 Juni 2020) saya merasakan ada gangguan di dada dan persendian tubuh, yang paling terasa adalah di dada pundak dan tulang-tulang kaki dan tangan, saya tidak diam, saya langsung berjemur, melakukan lari disamping rumah, dan aktifitas sampai badan saya berkeringat, lalu saya masak rempah-rempah dan saya minum, hal itu membuat saya nyaman," tutur Haryadi.

Dia menambahkan, hal seperti itu dia rasakan hanya selang dua hari berturut-turut, namun sebelum itu datang terlebih dahulu, Haryadi melakukan upaya-upaya supaya dirinya berkeringat.

Memang Covid-19 telah mengingatkan semua pihak, bahwa betapa pentingnya pola hidup bersih dan sehat. Kendati demikian, kata Haryadi, hidup sehat tidak menjamin seseorang terbebas dari ancaman virus corona.

"Yang harus dipahami, badan bugar dan sehat bukan jaminan kita tidak akan terkena Covid-19. Seperti saya, sebelumnya tegar-tegar saja, namun terpapar virus. Karena yang harus kita sadari adalah virus ini bisa masuk lewat sentuhan langsung atau tidak langsung, kepada siapa saja," tutur dia.

Namun di balik itu semua, menurut Haryadi, hal yang tak boleh dilupakan setiap hari dan setiap saat adalah mematuhi pola hidup bersih dan sehat, rajin berolahraga serta memperkuat imun tubuh.

"Imunitas yang tinggi, serta badan yang bugar, itu menentukan daya tahan kita saat diserang penyakit apapun," ucap dia.

Haryadi menambahkan, untuk imun tubuh tidak usah yang mahal-mahal dan beli di toko, cukup memanfaatkan hasil hasil kebun, misalnya di pekarangan rumah.

"Rebus saja campuran kapulaga (gardamunggu), jahe merah, lada hitam, kulit manis dan batang serai, saya minum itu dua gelas sehari pagi sore, badan terasa segar dan bugar," demikian Haryadi. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA