Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Bantu Juru Parkir, Pengrajin Tenun Ikat Di Kediri Ciptakan Masker Risleting

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Minggu, 14 Juni 2020, 02:26 WIB
Bantu Juru Parkir, Pengrajin Tenun Ikat Di Kediri Ciptakan Masker Risleting
Pengrajin masker di Kediri lakukan inovasi untuk bantu tugas juru parkir/RMOLJatim
rmol news logo Kewajiban memakai masker berlaku untuk semua orang dan semua profesi memunculkan masalah baru bagi mereka yang bekerja sebagai petugas parkir. Para juru parkir yang sering meniup peluit kesulitan bekerja jika harus menggunakan masker.

Karena itulah, pengrajin masker tenun ikat Kota Kediri berkreasi membuat masker menggunakan risleting.

Ide itu tercetus dari perhatian Pemkot Kediri terhadap juru parkir. Setiap kali bertugas, ia harus membuka maskernya dan menggantungkannya di leher karena tidak bisa meniup peluit. Maka dibutuhkan masker yang bisa dimasukkan peluit tanpa harus melepaskannya.

“Saya minta pengrajin masker dari tenun ikat Kediri untuk membuat masker beritsleting. Jadi bisa dibuka bila pakai peluit,” kata Plt Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Nur Muhyar. Disperdagin pun sudah memesan 50 buah masker risleting sebagai percobaan.

“Awalnya pas melihat, wah ini cukup rumit. Jadi tidak bisa cepat karena belum terbiasa,” kata Erwin, pemilik usaha Tenun Bandoel di sentra tenun ikat Bandar Kidul, Kecamatan Mojoroto, Sabtu (13/0), dikutip Kantor Berita RMOLJatim.

Rupanya, setelah membuat masker pesanan Disperdagin, Erwin tertantang untuk membuat masker yang beda dengan yang sudah ada. Sebelumnya, dari Pemkot sudah memesan masker lipat jumlahnya ribuan.

“Tujuannya agar penenun tetap berproduksi, penjahit tetap mendapatkan order,” tambah Nur Muhyar.

Terbukti, upaya pemesanan masker ini bisa menggerakkan perekonomian para penenun dan penjahit. Pada masa pandemik, orderan sangat sepi. Bahkan beberapa pesanan yang sudah dibuat pun tidak diambil karena PSBB dan kegiatan tertunda.

Tak hanya itu, menurut Erwin, Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar memberi tantangan kepada para pengrajin untuk membuat masker yang berbeda. Erwin pun membuat masker dengan desain unik dan bentuknya beda dengan masker tenun ikat yang sudah ada.

Bukan masker lipat, melainkan masker dengan 3 lapis, salah satunya dengan kain kapas. Pun dalam pemotongan, Erwin sangat memerhatikan motif sehingga bisa bersambung bila jadi masker.

“Karena mencocokan motif, maka kalau masker lipat selembar tenun bisa jadi 60 buah, kalau masker saya hanya jadi 35 buah,” terang Erwin.

Karena bahan yang dibutuhkan lebih banyak, maka Erwin membanderol harga lebih tinggi. Satu lembar masker dibanderol Rp 20.000, sedang untuk masker beritsleting seharga Rp 25.000.

Erwin juga menjual masker buatannya melalui akun medsos dan ternyata peminatnya banyak. Masker yang ia buat laris manis.

“Sehari kalau desain yang seperti ini hanya bisa bikin 50 buah dengan 2 penjahit,” tandas Erwin. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA