Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ketua PGRI: Kalau Masih Gamang, Kemendikbud Harus Maksimalkan Homeschooling

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-alfian-1'>AHMAD ALFIAN</a>
LAPORAN: AHMAD ALFIAN
  • Rabu, 10 Juni 2020, 19:19 WIB
Ketua PGRI: Kalau Masih Gamang, Kemendikbud Harus Maksimalkan Homeschooling
Ketua PB PGRI, Irman Yasin Limpo saat meninjau sekolah sebelum Covid-19/Net
rmol news logo Kajian dan penilaian alias asesmen tentang kesiapan sekolah harus dilakukan Kemendikbud guna menyambut new normal di tengah pandemik Covid-19.

Tanpa aktif melakukan upaya itu, wacana pembukaan kembali sekolah di tengah pandemik dinilai membahayakan warga sekolah. Terutama murid dan guru.

Ketua Pengurus Besar (PB) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Irman Yasin Limpo, mengatakan, ada beberapa hal yang harus menjadi catatan ketika ingin kembali membuka sekolah. Salah satunya melakukan penelitian dan pengkajian awal tentang kesiapan. Terutama guru dan siswa yang akan terdampak langsung.

"Kajian tersebut harus dilakukan oleh lembaga independen serta kredibel, bukan oleh pemerintah semata," ujar pria yang akrab disapa None ini, Rabu (10/6).

None melanjutkan, keputusan untuk mengaktifkan kembali sekolah wajib melibatkan komite sekolah dengan kehadiran orang tua di atas 50 persen. Sehingga tidak akan muncul keputusan sepihak.

"Harus ada aturan yang menunjuk siapa yang bertanggungjawab secara hukum dan moral jika ada anak didik yang tertular di sekolah," tutur adik Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo ini.

Menurut None, bila Kemendikbud masih gamang soal pengaktifan kembali sekolah, penggunan sistem daring dalam kerangka homeschooling harus dimaksimalkan. Skenario itu dapat dilakukan selama satu semester.

"Hentikan DAK (dana alokasi khusus) sarana dulu di sekolah. Fokus pada sistem pengembangan homeschooling dan pecegahan Covid-19 di sekolah," tegasnya.

Pria asal Makassar ini mendorong Kemendikbud segera menyederhanakan kurikulum dengan melakukan perubahan-perubahan yang cukup mendasar.

Dia mengakui, pada masa pandemik capaian akademik tidak menjadi fokus utama. Siswa lebih didorong untuk memahami kompetensi dasar dan belajar dari situasi yang dihadapi sekarang ini.

Sayangnya, kurikulum yang dipaparkan None itu belum bisa berjalan saat ini lantaran tidak adanya acuan dari Kemendikbud. Termasuk sistem penilaian kinerja belajar-mengajar dengan konsep pembelajaran jarak jauh. Mendikbud Nadiem Makarim sejauh ini belum memutuskan skenario seperti apa untuk menyikapi pembukaan sekolah di tengah pandemik. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA