Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tolak Lakukan Rapid Test, Warga Dusun Kedak Lor Kediri Tutup Akses Jalan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Rabu, 10 Juni 2020, 13:01 WIB
Tolak Lakukan Rapid Test, Warga Dusun Kedak Lor Kediri Tutup Akses Jalan
Akses jalan menuju Dusun Kedak Lor ditutup warga yang menolak jalani rapid test/RMOLJatim
rmol news logo Sejumlah warga Dusun Kedak Lor, Desa Kedak, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, kompak menolak menjalani rapid test. Bahkan, warga nekat menutup akses jalan masuk.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Sejumlah ungkapan warga pun disampaikan dalam bentuk tulisan di atas kertas karton yang ditempelkan di portal masuk akses jalan dusun.

Di antaranya bertuliskan 'InsyaAllah Wong Kedak Sehat Loor, Jangan Bunuh Kami dengan Wabah Corona, RT 01/RW 05 Bukan Lahan Bisnis, Menolak Keras Rapid Tes, dan Rapid Tes Kedak Menolak'.

Salah satu warga bernama Imam Zamjuri mengatakan, penolakan warga untuk menjalani rapid test karena merasa takut. Ketakutan itu semakin besar saat melihat kedatangan mobil ambulans masuk.

“Warga kalau melihat ambulans saja sudah ndredeg (gemetaran, red),” katanya singkat, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Rabu (10/6).

Kapolres Kediri Kota, AKBP Miko Indrayana, bersama Kapolsek Semen, AKP Siswandib, saat dkonfirmasi membenarkan hal itu. Pihaknya mengaku langsung turun ke lokasi dan mengajak masyarakat untuk berdialog.

Miko menjelaskan, tidak semua warga menolak dilakukan rapid test. Buktinya, ada sejumlah masyarakat yang sudah mengikuti rapid test.

Miko menganggap, aksi ini terjadi karena miskomunikasi saja. Sebab ada informasi yang beredar bahwa semua warga akan dilakukan rapid test, padahal tidak semuanya.

“Menolak tidak, karena memang yang harus di-rapid test sudah melaksanakan. Kabar yang berembus, mereka akan dites semuanya, jadi kita luruskan tadi,” kata Miko, beberapa saat lalu.

Setelah diberikan penjelasan, warga akhirnya mau menerima dan bersedia untuk menjalani rapid test dengan catatan diperuntukan bagi mereka yang mengalami gangguan kesehatan.

“Selama dua minggu ini sudah kita lakukan kegiatan isolasi. Warga yang sehat tentunya akan kita pisahkan, dengan warga yang mengalami gangguan kesehatan. Nanti warga bersama aparat akan memberikan penilaian apakah yang bersangkutan mengalami gangguan kesehatan atau tidak. Jika mereka yang mengalami gangguan kesehatan, mereka ingin dites. Tapi untuk yang sehat menjalani aktivitas seperti biasa,” tuturnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA