Sejumlah ungkapan warga pun disampaikan dalam bentuk tulisan di atas kertas karton yang ditempelkan di portal masuk akses jalan dusun.
Di antaranya bertuliskan 'InsyaAllah Wong Kedak Sehat Loor, Jangan Bunuh Kami dengan Wabah Corona, RT 01/RW 05 Bukan Lahan Bisnis, Menolak Keras Rapid Tes, dan Rapid Tes Kedak Menolak'.
Salah satu warga bernama Imam Zamjuri mengatakan, penolakan warga untuk menjalani rapid test karena merasa takut. Ketakutan itu semakin besar saat melihat kedatangan mobil ambulans masuk.
“Warga kalau melihat ambulans saja sudah
ndredeg (gemetaran, red),†katanya singkat, dikutip
Kantor Berita RMOLJatim, Rabu (10/6).
Kapolres Kediri Kota, AKBP Miko Indrayana, bersama Kapolsek Semen, AKP Siswandib, saat dkonfirmasi membenarkan hal itu. Pihaknya mengaku langsung turun ke lokasi dan mengajak masyarakat untuk berdialog.
Miko menjelaskan, tidak semua warga menolak dilakukan
rapid test. Buktinya, ada sejumlah masyarakat yang sudah mengikuti
rapid test.
Miko menganggap, aksi ini terjadi karena miskomunikasi saja. Sebab ada informasi yang beredar bahwa semua warga akan dilakukan
rapid test, padahal tidak semuanya.
“Menolak tidak, karena memang yang harus di-
rapid test sudah melaksanakan. Kabar yang berembus, mereka akan dites semuanya, jadi kita luruskan tadi,†kata Miko, beberapa saat lalu.
Setelah diberikan penjelasan, warga akhirnya mau menerima dan bersedia untuk menjalani
rapid test dengan catatan diperuntukan bagi mereka yang mengalami gangguan kesehatan.
“Selama dua minggu ini sudah kita lakukan kegiatan isolasi. Warga yang sehat tentunya akan kita pisahkan, dengan warga yang mengalami gangguan kesehatan. Nanti warga bersama aparat akan memberikan penilaian apakah yang bersangkutan mengalami gangguan kesehatan atau tidak. Jika mereka yang mengalami gangguan kesehatan, mereka ingin dites. Tapi untuk yang sehat menjalani aktivitas seperti biasa,†tuturnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: